KONTEKS.CO.ID – Risiko kerja lembur. Hati-hati karena sering kerja lembur bisa menimbulkan risiko yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Saat ini opsi kerja lembur bagi karyawan sudah menjadi hal yang realistis saat tuntutan pekerjaan banyak, sementara jam kerja sangat terbatas.
Namun kerja lembur yang dilakukan dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Berikut ini lima risiko bagi kesehatan yang ditimbulkan akibat kerja lembur secara berlebihan, yaitu:
- Penyakit Jantung
Risiko pertama yang bisa membahayakan kesehatan akibat bekerja lembur adalah terkenanya penyakit kardiovaskural, seperti penyakit jantung hingga stroke.
Bekerja lembur secara berlebihan dapat membuat organ-organ tubuh seperti jantung akan bekerja lebih keras.
- Depresi
Kerja lembur bisa menimbulkan risiko terjadinya depresi. Berdasarkan penilitian, didapatkan hasil bahwa orang yang bekerja lebih dari 11 jam per harinya akan lebih rentan mengalami stres.
Kondisi ini terjadi karena kerja lembur akan membuat waktu bersantai menjadi berkurang dan otak menjadi bekerja lebih keras.
- Kanker
Bekerja lembur akan memicu terjadinya stres fisik hingga psikologis, dalam jangka panjang bisa memicu risiko terjadinya kanker.
Efek samping sering kerja larut malam bisa terkena kanker ini terjadi karena adanya peradangan kronis, kebiasaan yang kurang baik dan sehat sewaktu kerja lembur. Misalnya, merokok dan duduk terlalu lama sehingga kurang olahraga.
- Diabetes Tipe 2
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pekerja yang sering lembur terlihat lebih rentan terkena penyakit diabetes tipe 2.
Hal ini terjadi karena jam kerja yang berlebihan dapat membuat waktu istirahat malam menjadi berkurang hingga bisa mengakibatkan stres.
Jadi, keadaan ini dapat memicu terjadinya resistensi insulin.
- Kecelakaan Kerja
Seringnya lembur kerja bisa menimbulkan bahaya seperti terjadinya kecelakaan kerja. Berkurangnya waktu bersantai atau istirahat bisa membuat tubuh kelelahan hingga akhrinya akan kurang konsentrasi.
Apabila hal ini dibiarkan, maka bisa menghambat produktivitasa dan tidak menutup kemungkinan terjadi beberapa kesalahan hingga kecelakaan kerja.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"