KONTEKS.CO.ID – Apa itu FOMO? Istilah ini sebenarnya sudah lama muncul dan viral di berbagai sosial media.
Namun, istilah ini kembali menjadi trending di Twitter setelah konser BLACKPINK di Indonesia kemarin.
Apa itu FOMO menjadi trending lantaran ada beberapa warganet menganggap bahwa, beberapa penonton di konser BLACKPINK tersebut adalah FOMO.
Maksudnya, penonton konser tersebut bukan benar-benar penggemar dari BLACKPINK atau yang dikenal dengan sebutan BLINK.
Apa Itu FOMO?
Menurut kamus Oxford, istilah ini merupakan sebuah istilah yang berasal dari singkatan Fear of Missing Out.
Fear of Missing Out artinya adalah takut tertinggal.
Maksud takut tertinggal dalam hal ini merupakan sebuah persepsi bahwa orang lain bersenang-senang dan menjalani kehidupan yang lebih baik daripada orang tersebut.
Adanya sosial media seperti TikTok, Twitter, Instagram dan Facebook ini dapat membuat pengalaman FOMO semakin menjadi buruk.
Bahkan, sebagian besar remaja hingga orang yang baru bernajak dewasa akan mungkin sangat rentan terhadap efek ini.
Hal ini bisa membuat banyak orang akan berlomba-lomba untuk selalu menjadi yang paling update informasi tertentu dan menunjukkan kesenangan di sosial media miliknya.
Sehingga, tak jarang mereka akan melakukan berbagai unggahan foto dan video yang dapat menimbulkan rasa iri. Tak jarang juga unggahan tersebut bisa membuat seseorang merasa bahwa hidupnya tak lagi menyenangkan.
FOMO ternyata juga berkaitan erat dengan perasaan untuk selalu terlibat dalam setiap momen yang menyenangkan, supaya bisa mengabadikannya hingga akhirnya mengunggahnya ke media sosial.
Nah, saat mengejar sebuah eksistensi dan pengakuan, beberapa orang bahkan akan sengaja memasang gambar, tulisan hingga menampilkan imej yang tak sesuai dengan jati dirinya.
Istilah FOMO ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2004. Namun, istilah FOMO mulai digunakan secara luas sejak tahun 2010.
FOMO ini memang banyak menyebabkan dampak negatif , salah satu cara untuk mengatasi emosi negatif dari FOMO adalah dengan fokus terhadap perkembangan maupun kelebihan diri.
Cobalah untuk berteman dengan orang positif atau orang yang mempunyai positive vibes, sehingga kamu bisa berdamai dengan keadaan tanpa perlu ikut-ikut sesuatu yang bisa merusak jati dirimu.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"