KONTEKS.CO.ID – Stiff Person Syndrome, apa itu? Stiff person syndrome ini merupakan salah satu penyakit langka yang bisa membuat otot kaku dan kejang. Penyebab utama dari penyakit langka ini adalah karena gangguan autoimun.
Dikutip dari Healthline, Stiff Person Syndrome akan lebih terjadi pada sistem saraf dan secara umum pengidapnya mengalami kejang otot hingga terjadinya sebuah perununan kepekaan terhadap sentuhan.
Tetapi, sebenarnya yang menjadi penyebab pasti Stiff Person Syndrome masih belum diketahui sampai sekarang. Sebab masih ada beberapa kemungkinan mengarah pada faktor genetik.
Beberapa jumlah faktor risiko yang sering dikaitkan dengan sindrom langka ini salah satunya adalah penyakit diabetes.
Pada dasarnya, mereka yang juga mempunyai sebuah riwayat autoimun atau jejak penyakit pada keluarga dengan autoimun ini akan lebih meningkatkan risiko tersebut. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
- Diabetes tipe 1 dan tipe 2.
- Anemia pernisiosa.
- Artritis reumatoid.
- Tiroiditis.
- Vitiligo.
Sehingga sebagian besar ahli juga menduga jika penyakit saraf ini bisa disebabkan oleh adanya gangguan autoimun. Autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh yang seharusnya bisa melawan benda asing seperti bakteri dan virus malah merusak sel-sel sehat.
Gejala utama yang sering dialamai oleh stiff person syndrome ini adalah otot akan menjadi kaku pada bagian tubuh dan tungkai. Bahkan, adanya kekakuan ini juga seringkali terjadi bersamaan dengan terjadinya kejang otot.
Ada juga sejumlah faktor yang dapat menjadi pemicu dalam terjadinya kejang. Mulai dari adanya rangsangan lingkungan seperti suara keras hingga bisa juga terjadi karena tekanan emosional.
Dalam kasus dengan kondisi yang cukup parah ini, kejang otot tersebut bisa jadi membuat pengidapnya mudah jatuh ketika otot-ototnya mengendur. Bahkan, lambat laun dari kondisi gejala tersebut juga bisa membuat penderita penyakit langka ini akan sulit berjalan hingga lumpuh.
Pengidap sindrom ini umumnya juga akan lebih berisiko mengalami depresi hingga gangguan kecemasan. Kondisi ini disebabkan, karena penyakitnya masih cukup sulit untuk diprediksi dan rendahnya GABA yang bisa mengganggu bagian otak yang mengatur kecemasan.
GABA atau asam gamma-aminobutirat ini merupakan suatu yang dapat mengatur gerakan saraf dengan mengurangi aktivitas saraf. Saat jumlah GABA semakin rendah, maka saraf-saraf tersebut akan menjadi selalu aktif. Sehingga, kondisi tersebutlah yang dapat menyebabkan kejang otot pada pengidap stiff person syndrome. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"