KONTEKS.CO.ID – Saat tour Europe 2023, Lewis Capaldi mengalami sindrom Tourette yang tiba-tiba kambuh di tengah konsernya.
Saat itu, sang penyanyi sedang membawakan lagu legend yang sempat viral berjudul “Someone You Loved”. Namun, dia tidak bisa menyelesaikan lagu pada dua bait akhir karena mengalami tics dan akhirnya berpaling dari mikrofon.
Mungkin banyak yang belum mengetahui apa itu Sindrom Tourette dan bagaimana gejalanya. Simak ulasan berikut ini.
Sindrom Tourette adalah salah satu gangguan neurologis yang memengaruhi sistem kerja otak dan saraf. Biasanya, sindrom ini berkembang pada anak usia dini dan seringnya membaik saat dewasa.
Gejala
Seseorang yang mengalaminya akan membuat gerakan secara tidak sengaja bahkan tidak terkontrol (tics). Gerakan ini terjadi secara berulang-ulang dan mendadak mulai dari yang ringan hingga berat.
Tics terdiri dari 2 macam, yaitu tics sederhana dan tics kompleks. Tics sederhana hanya melibatkan sedikit kelompok otot, sedangkan tics kompleks melibatkan banyak kelompok otot.
Pada tics sederhana, gejala motorik yang sering terjadi berupa kedipan mata, sentakan kepala, mengangkat bahu, kedutan hidung dan gerakan mulut yang aneh.
Sementara gejala vocal yang umum terjadi pada penderita sindrom adalah mengerang, batuk, berdeham bahkan menggonggong.
Pada tics kompleks, gejala motorik yang sering terjadi seperti menyentuh dan mengendus barang, gerakan yang berulang, melangkah dengan pola tertentu, melompat-lompat dan lainnya.
Sementara gejala vokalnya akan mengulang kata-kata orang lain, menggunakan kata-kata kasar, dan mengumpat.
Penyebab
Meski belum ada kepastian terkait penyebab dari Sindrom Tourette, dugaan kuat mengarah pada faktor genetik dan lingkungan.
Banyak ilmuwan menduga bahwa ketidakseimbangan neurotransmitter seperti dopamin dan serotonin sangat berperan dalam terjadinya sindrom Tourette.
Pengobatan
Menyadur halaman halodoc.com, tidak ada penanganan penyembuhan untuk sindrom Tourette, melainkan hanya pengobatan untuk meringankan gejala.
Umumnya, dokter akan memberikan obat-obatan psikotik kepada pengidap untuk menurunkan kadar dopamin dalam otak. Dengan begitu pengidap bisa mengontrol gerakan tics yang ia alami.
Selain itu bisa juga dengan melakukan botox untuk meredakan gejala yang melibatkan otot dan pemberian Stimulan seperti untuk mengatasi gejala ADHD pada penderita.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"