KONTEKS.CO.ID – Penemuan Mortir yang diperkirakan berasal dari sisa Perang Dunia II ini terkenal memiliki daya ledak tinggi bahkan jarak jangkauan bisa mencapai 30 meter.
Maka tak heran ketika mengetahui keberadaan mortir, pihak kepolisian langsung memasang garis dan meminta warga untuk tidak mendekati lokasi karena membahayakan.
Bagi orang awam, mortir tentu kurang begitu terkenal daripada senjata yang lainnya seperti granat ataupun meriam yang seringkali ada dalam perang.
Mortir termasuk salah satu amunisi senjata yang memiliki daya ledak serta jangkauan umumnya tidak terlalu jauh. Senjata ini nantinya dimasukkan ke dalam sebuah peluncur berbentuk silinder untuk ditembakkan.
Jenis kaliber
Di Indonesia sendiri, penggunaannya sudah berlangsung kira-kira selama puluhan tahun dan menjadi bagian penting dalam perkembangan militer tanah air.
Saat ini, hampir semua satuan TNI sudah memiliki mortir dengan beberapa jenis, seperti kaliber 81 mm, 60 mm, dan 40 mm. Selain itu, terdapat juga jenis kaliber lain seperti 120 mm, 160 mm, bahkan hingga 240 mm.
Pembeda dari semua jenis kaliber itu adalah bobot, hulu ledak dan jarak tembakan dari senjata tersebut. Umumnya desain mortir terdiri atas 5 komponen utama, yaitu bipod, silinder peluncur, landasan penahan (baseplate), sistem bidik dan yang paling utama adalah proyektil dengan sumbunya.
Cara Penggunaan
Dalam menggunakan senjata ini, harus dengan satu regu yang memiliki peran-peran berbeda. Dalam regu itu terdapat pemimpin regu, pembidik, asisten dan pembawa amunisi.
Penembak bertugas melakukan bidikan serta menghitung elevasi atau ketinggian dengan sasaran tembak. Sebelah kanan ada asisten penembak yang bertugas memasukkan proyektil sesuai dengan arahan penembak. Dia juga harus membersihkan laras setelah melakukan penembakkan sebanyak 10 kali.
Lalu, ada juga pembawa amunisi pertama yang akan berdiri di kanan belakang mortir. Tugasnya untuk mempersiapkan proyektil mulai dari menyetel sumbu hingga memasang charge lalu memberikannya kepada asisten penembak.
Terakhir, ada pembawa amunisi kedua yang bertugas mencatat semua proyektil dalam buku catatan serta memantau situasi dan kondisi untuk bersiaga dari serangan musuh.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"