KONTEKS.CO.ID – Norepinefrin merupakan hormon stres yang menjadi bagian penting dari sistem saraf kita. Saat tubuh menangkap sinyal stress, maka kelenjar adrenal akan melepaskan hormon tersebut sebagai respons darurat tubuh terhadap bahaya.
Norepinefrin juga bisa menjadi obat untuk meningkatkan dan menjaga tekanan darah, serta mengontrol kondisi kesehatan terhadap serangan jantung, tekanan darah rendah, dan reaksi obat.
Sebagai bagian dari respons tubuh kita terhadap bahaya atau stres, Norepinefrin akan memengaruhi cara kerja otak kita dalam memperhatikan dan merespons peristiwa.
Jadi pada saat tubuh mengalami stres, hormon ini dapat meningkatkan detak jantung, memicu pelepasan glukosa ke dalam darah, dan meningkatkan aliran darah ke otot.
Tingkat norepinefrin yang rendah dapat menyebabkan kondisi ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder, hipotensi, dan depresi.
Hal ini karena kormon ini memainkan peran penting dalam membangkitkan suasana hati dan kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi.
Fungsi Hormon Norepinefrin
Sebagai neurotransmiter di otak dan sumsum tulang belakang, hormon ini dapat memengaruhi ingatan, siklus tidur dan suasana hati seseorang.
Norepinefrin juga dapat menyempitkan pembuluh darah agar tekanan darah tetap normal pada saat terjadi stres. Selain itu juga untuk mempertahankan bioritme atau siklus tubuh yang melibatkan kesehatan fisik, emosional dan intelektual agar tetap stabil.
Norepinefrin banyak memengaruhi beberapa organ di seluruh tubuh meliputi:
- Mata: meningkatkan produksi air mata dan melebarkan pupil sebagai bentuk respons terhadap cahaya
- Ginjal: sebagai pemicu dalam melepaskan renin untuk mengatur keseimbangan garam dan air dalam tubuh
- Usus: mengurangi aliran darah ke usus dan memperlambat sistem pencernaan
- Pankreas: memicu kerja pankreas untuk melepaskan glukagon dalam hati
- Organ limfoid: Merangsang organ untuk membantu menguatkan sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi.
Pada laman Everyday Health menjelaskan bahwa hormon ini dapat mengobati tekanan darah rendah yang dapat mengancam jiwa. Tidak hanya menyebabkan pusing, dalam beberapa kasus ekstrem hipotensi dapat merusak jantung atau otak.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"