KONTEKS.CO.ID – Modus menyebar-luaskan atau menjual obat-obatan terlarang kini semakin beraneka ragam, salah satunya susu ganja.
Kemarin, Polres Metro Jakarta Pusat menggagalkan peredaran kemasan berlabel susu dengan isi serbuk ganja yang dapat diseduh dengan air.
Hal tersebut merupakan salah satu modus baru dalam transaksi Narkoba.
“Serbuk ganja yang dicampur dalam kemasan susu (Susu Ganja) menjadi atensi kami. Sebanyak tiga orang tersangka kita amankan,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin dalam keterangannya pada Selasa, 7 Maret 2023.
Polisi mengamankan 1.653 gram susu ganja yang dikemas menjadi delapan kemasan. Dari delapan kemasan tersebut masing-masing berisi 200 gram.
“Kasus susu ganja ini salah satu dari sejumlah kasus yang berhasil kami ungkap. Termasuk kategori modus yang selalu berubah oleh para pelaku untuk mengelabui proses penjualan,” ujarnya.
Selama Febuari 2023, kata Komarudin bahwa Polres Metro Jakarta Pusat berhasil menangkap 52 tersangka kasus narkoba. Dari 52 orang itu, terdapat tiga wanita dan 49 orang tersangka pria.
“Kami juga menyita barang bukti narkotika jenis sabu sebanyak 689,55 gram, ganja sebanyak 62,6 kilogram. Selain itu, serbuk ganja 1.655 gram, ekstasi lima butir serta 74.179 butir obat golongan empat (penenang),” katanya.
Dua tahun lalu, Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Selatan (Jaksel) juga berhasil mengungkap kasus peredaran susu bubuk cokelat, kopi, dan dodol yang dicampur ganja.
Kini penjual obat-obatan terlarang semakin ‘kreatif’ untuk menyeludupkan ganja ke berbagai jenis makanan atau minuman.
Ciri Susu GanjaÂ
Polisi pun memberikan tips kepada masyarakat untuk membedakan makanan yang dicampur ganja dan yang tidak.
“Tentunya cara membedakannya dari baunya. Kalau dia pure (murni) kopi dan susu, kan beda. Bisa juga kemasan, dia (yang oplosan ganja) polos-polos saja,” kata Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Wadi Sa’bani saat konferensi pers di Mapolres Jaksel beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono mengatakan bahwa ganja oplosan itu memiliki efek yang sama dengan ganja murni.
“Efeknya pengguna bisa langsung teler, rileks, dan kalau kelebihan bisa muntah-muntah, dan lain-lain. Sama lah seperti penggunaan ganja lainnya,” kata Budi.
Komunitas Pecandu Ganja
Sejak beberapa tahun lalu, polisi menyelidiki komunitas yang menjadi pasar beredarnya ganja jenis baru dalam kemasan susu bubuk, kopi dan dodol di kawasan Ibu Kota Jakarta.
Adanya komunitas pecandu ganja tersebut berawal dari percakapan kedua tersangka dalam pesan Whatsapp.
“Kita dalami dari percakapannya ternyata mereka punya komunitas khususnya untuk penjual ganja dan lainnya sehingga itu kita tau mereka ada grup sendiri,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Budi Sartono yang dikutip dari berbagai sumber pada Selasa, 22 Desember 2020.
Pelaku berinisial SN ditangkap sebagai pemasok susu dan kopi ganja. SN memasarkan produk makanan berbahan ganja tersebut di rumahnya.
“Di rumahnya itu ada toko oleh-oleh, Khazanah namanya, susu ganja, kopi ganja, dan dodol ganja ini dijual di tokonya itu,” kata Wadi.
Pelaku SN membuat ganja berbentuk susu, kopi dan dodol tersebut dengan komposisi ‘fifty-fifty’ (50:50), yakni 50 persen ganja dan 50 persen lainnya bahan makan.
Mengonsumsi susu ganja, kopi ganja maupun dodol ganja memberikan efek langsung teler, bisa muntah, dan pusing bila dipakai berlebihan. Minum susu ganja efek dan bahayanya sama seperti ganja.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"