KONTEKS.CO.ID – Setan angin adalah istilah yang sering digunakan dalam kepercayaan masyarakat Indonesia sebagai kekuatan untuk menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia.
Masyarakat percaya bahwa setan angin dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti demam, mual, muntah, sakit kepala, dan masalah pencernaan.
Mitosnya, setan angin dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara, seperti makanan minuman yang tercemar, angin dingin atau udara yang kotor. Konon, juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui mata atau telinga yang terbuka saat tidur.
Namun beberapa orang menggunakan istilah tersebut bukan untuk menyebutkan sebuah kekuatan ghaib. Melainkan hanya sebuah konotasi pada sebuah kondisi kesehatan karena faktor tertentu.
Kondisi ini umumnya menyerang para pekerja yang tidak melakukan banyak gerak atau bisa jadi duduk terlalu lama di dalam ruangan ber-AC.
Bisa juga karena terpapar angin saat perjalanan pulang bekerja. Sehingga pada akhirnya menyebabkan masalah kesehatan seperti flu, perut terasa kembung, hingga pusing.
Namun, keyakinan masyarakat tentang keberadaan setan angin sebagai aktivitas supranatural, terdapat bahaya yang biasanya muncul. Pertama, keyakinan ini dapat mengakibatkan penanganan yang salah terhadap penyakit.
Jika seseorang mempercayai bahwa penyakitnya karena unsur ghaib, maka ia mungkin akan mencari pengobatan alternatif yang tidak efektif atau bahkan berbahaya.
Kedua, keyakinan ini juga dapat mempengaruhi kebiasaan hidup yang buruk. Misalnya, orang yang percaya tersebut mungkin akan menghindari kegiatan fisik atau makan makanan tertentu yang sebenarnya sehat untuk tubuh mereka.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih memahami faktor-faktor penyebab penyakit secara ilmiah dan mendapatkan penanganan medis yang tepat dari tenaga medis ayang terpercaya.
Selain itu, kita juga harus selalu menjaga kesehatan tubuh kita dengan melakukan gaya hidup sehat, seperti olahraga teratur, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta makan makanan yang sehat dan bergizi.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"