KONTEKS.CO.ID – Kamu mungkin pernah mendengar istilah tongue swallowing atau lidah tertelan. Namun, apakah kamu tahu bahwa kondisi ini sebenarnya tidak benar-benar terjadi?
Tongue swallowing adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketika bagian belakang lidah bergeser dan menghalangi saluran napas yang berada di bawah lidah.
Lidah tidak mungkin tertelan karena jaringan yang menghubungkan lidah ke mulut sangat kuat.
Tongue swallowing sering terjadi pada atlet yang mengalami cedera atau kejang. Atlet yang sering melakukan olahraga dengan kontak fisik lebih rentan mengalami cedera yang dapat menyebabkan lidah tertelan.
Namun, kejang atau epilepsi juga dapat berperan dalam kondisi ini, meskipun sebenarnya kondisi ini lebih mengarah pada cedera pada mulut karena lidah tergigit.
Gejala dari lidah tertelan biasanya terjadi pergeseran posisi lidah ke bagian belakang menuju ke saluran napas yang berada di bawahnya. Hal ini dapat menghalangi jalur napas pengidap, menyebabkan kesulitan bernapas dan hilang kesadaran.
Untuk menangani kondisi lidah tertelan, ada metode penanganan pertama yang disebut dengan jaw maneuver thrust atau chin lift maneuver. Penanganan ini bertujuan membuka jalur napas pengidap yang hilang kesadaran.
Cara melakukannya adalah dengan meletakkan tangan pada bagian tulang pipi pengidap, pastikan bagian ibu jari berada dekat dengan sudut mulut yang mengarah ke dagu.
Kemudian, secara hati-hati dan pelan, angkat rahang pengidap ke arah atas untuk membuka jalur napas yang tertutup oleh bagian belakang lidah.
Meskipun terbilang mudah, penanganan tongue swallowing tetap perlu dilakukan dengan hati-hati. Hindari memindahkan pengidap sebelum tenaga medis tiba.
Mengetahui gejala dan cara penanganan yang benar sangat penting dalam menghadapi kondisi lidah tertelan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"