KONTEKS.CO.ID – Hip surgery merupakan prosedur penanganan untuk mengatasi masalah sendi pinggul salah satunya dengan penggantian pinggul total.
Total Hip Replacement (THR) adalah operasi untuk menggantikan sendi pinggul yang mengalami masalah dengan sendi buatan atau prostesis.
Prostesis ini terbuat dari bahan logam, plastik atau keramik.
Operasi penggantian pinggul merupakan salah satu jenis prosedur dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi.
Operasi penggantian pinggul total paling sering terjadi pada orang lanjut usia, tepatnya orang berusia 60 hingga 80 tahun.
Karena termasuk operasi besar, dokter hanya menganjurkan prosedur ini bila langkah penanganan lain seperti fisioterapi atau injeksi steroid, tidak efektif untuk mengatasi gangguan.
Beberapa kondisi yang membuat seseorang perlu menjalani total hip replacement antara lain adalah osteoarthritis (pengapuran sendi), rheumatoid arthritis, traumatic arthritis, osteonekrosis, nyeri parah di persendian, dan penggantian pinggul buatan yang rusak atau aus.
Ketika kondisi di atas terjadi, operasi penggantian pinggul total dapat membantu untuk memperbaiki masalah tersebut. Dokter yang melakukan operasi adalah dokter bedah ortopedi.
Sebelum menjalani operasi, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan, seperti mendiskusikan manfaat dan risiko operasi dengan dokter.
Pasien harus menjalani pemeriksaan fisik lalu merencanakan perawatan pascaoperasi. Operasi satu ini biasanya memakan waktu selama kurang lebih 1-2 jam.
Pascaoperasi, pasien perlu mengikuti program rehabilitasi dan pemulihan untuk mempercepat proses penyembuhan.
Rehabilitasi meliputi latihan fisioterapi dan olahraga ringan untuk memperkuat otot-otot yang terkait dengan pinggul.
Saat melakukan operasi penggantian pinggul total, terdapat risiko seperti perdarahan, infeksi, kerusakan saraf, dan tromboemboli.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih dokter bedah ortopedi yang berpengalaman dan klinik atau rumah sakit yang terpercaya.
Dalam beberapa kasus, penggantian pinggul buatan bisa aus atau rusak sehingga memerlukan penggantian lagi.
Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk melakukan perawatan rutin dan mengikuti saran dokter terkait aktivitas yang sebaiknya dilakukan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"