KONTEKS.CO.ID – Apa saja mitos dan fakta seputar onani atau masturbasi? Simak di bawah ini.
Onani atau masturbasi adalah kegiatan yang biasa banyak orang lakukan untuk mencapai orgasme ketika pasangan tidak ada di dekatnya.
Aktivitas ini juga bisa jadi cara untuk melatih diri mengendalikan orgasme. Namun, banyak anggapan bahwa onani dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan.
Pada umumnya, onani dilakukan dengan cara menyentuh, menggosok, atau memijat penis pada pria atau klitoris pada wanita.
Pada pria, kegiatan ini berakhir dengan ejakulasi atau keluarnya air mani dari kemaluan. Di dalam cairan ini terdapat sel-sel sperma.
Beberapa wanita juga mungkin mengalami ejakulasi saat mencapai orgasme. Namun, hal ini masih menjadi penelitian dan perdebatan.
Ada beberapa mitos dan fakta onani berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan yang dikutip dari berbagai sumber.
Pertama, secara medis, onani bukanlah perilaku yang tidak normal apabila tidak menggangu hubungan seksual atau melakukannya di depan umum.
Kedua, onani memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan, seperti membantu mengendalikan orgasme, mengurangi stres dan membuat tidur lebih nyenyak. Bahkan bisa juga meningkatkan kualitas hubungan intim dengan pasangan.
Ketiga, pria yang sudah memiliki pasangan masih boleh melakukan onani. Namun, jalinlah komunikasi yang baik dan terbuka dengan pasangan untuk menjelaskan bahwa onani hanyalah selingan dan bukan merupakan cara utama Anda mendapatkan kepuasan seksual.
Keempat, berbagai mitos yang berkembang di masyarakat bahwa onani dapat menyebabkan mandul, jerawat, kebotakan, kebutaan, tuberkulosis, bahkan kematian. Namun, semua anggapan tersebut tidak benar dan belum ada penelitian yang membuktikan kebenarannya.
Kelima, terlalu sering melakukan onani tidak menyebabkan disfungsi ereksi atau impotensi. Namun, hal tersebut bisa membuat seseorang lebih menyukai cara ini untuk mencapai orgasme ketimbang dengan pasangan. Hal ini bisa mengakibatkan kehidupan seksual dengan pasangan menjadi terganggu.
Melakukan kegiatan ini secara sehat baiknya disertai dengan kesadaran untuk tidak melakukannya secara berlebihan. Hindari juga menyentuh, memijat, atau menggosok kemaluan terlalu keras, karena bisa menyebabkan nyeri, luka, atau bengkak pada alat kelamin.
Jika kebiasaan masturbasi atau onani sampai mengganggu aktivitas keseharian atau mengganggu kehidupan seksual dengan pasangan, sebaiknya konsultasikanlah hal ini ke dokter untuk mendapatkan saran yang sesuai.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"