KONTEKS.CO.ID – Obesitas adalah salah satu kondisi medis di mana seseorang memiliki berat badan yang berlebihan dan kadar lemak tubuh yang tinggi.
Obesitas dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesuburan. Sejumlah penelitian menunjukkan obesitas dapat mempengaruhi kesuburan baik pada wanita maupun pria.
Pada Wanita
Obesitas dapat mempengaruhi kesuburan wanita dengan mempengaruhi ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium.
Selain itu, obesitas juga dapat mempengaruhi produksi hormon-hormon yang diperlukan untuk ovulasi seperti hormon luteinizing dan folikel-stimulating.
Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan mengganggu kesuburan wanita.
Selain itu, obesitas juga dapat menyebabkan gangguan pada siklus menstruasi yang menyebabkan sulitnya merencanakan kehamilan.
Pada Pria
Obesitas juga dapat mempengaruhi kesuburan pria dengan mengganggu produksi sperma. Pria yang mengalami obesitas cenderung memiliki kadar hormon testosteron yang rendah dan kadar hormon estrogen yang tinggi.
Kondisi ini dapat menyebabkan produksi sperma yang tidak memadai atau bahkan tidak terjadi sama sekali. Selain itu, obesitas juga dapat menyebabkan gangguan pada kualitas dan motilitas sperma.
Bagaimana Cara Mengatasi Masalah Kesuburan pada Obesitas?
Untuk mengatasi masalah kesuburan pada obesitas, langkah yang perlu diambil adalah menurunkan berat badan dengan cara yang sehat dan seimbang.
Menjaga pola makan yang sehat dan mengurangi konsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi lemak dan gula, serta meningkatkan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
Selain itu, aktivitas fisik secara teratur dan olahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang dapat membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Penting juga untuk memeriksakan diri secara teratur ke dokter kandungan dan dokter spesialis reproduksi untuk mengetahui kondisi kesuburan dan bagaimana cara mengatasi masalah kesuburan pada obesitas.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan terapi hormon atau bahkan fertilisasi in vitro (IVF) untuk membantu kehamilan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"