KONTEKS.CO.ID – Epilepsi adalah suatu kondisi medis di mana terjadi kelainan pada fungsi sel saraf di otak sehingga menyebabkan terjadinya kejang. Di Indonesia, orang menyebut epilepsi dengan istilah ayan atau sawan.
Ada banyak mitos yang beredar tentang epilepsi, salah satunya adalah kondisi ini tidak bisa sembuh. Namun, benarkah hal tersebut?
Sayangnya, hingga saat ini belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkannya dengan keseluruhan. Namun, kabar baiknya jika mendapat perawatan yang tepat maka pengidap epilepsi bisa terbebas dari kejang. Termasuk obat-obatan dan teknik manajemen yang baik.
Menurut Epilepsy Foundation, sekitar 6 dari 10 orang yang terdiagnosis epilepsi, dapat bebas dari kejang dalam beberapa tahun dengan pengobatan yang tepat.
Sebagian besar orang-orang tersebut bahkan tidak pernah mengalami kejang lagi. Selain itu, sekitar 66 persen orang dengan kondisi medis ini dapat mengontrol kondisinya dengan mengkonsumsi obat antiepilepsi.
Sementara itu, sekitar 70% orang yang telah menjalani operasi berhasil terbebas dari kejang. Meski ada juga yang masih mengalaminya namun itu hanya sesekali saja.
Dalam penanganannya, dokter dapat mempertimbangkan beberapa hal, seperti
- Tidak adanya perubahan kejang setelah mencoba dua atau lebih obat
- Kejang yang menimbulkan kelumpuhan dan berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari
- Apakah kejang selalu terjadi pada daerah otak yang sama
- Adanya kelainan pada bagian otak tempat awal kejang terjadi
- Mengalami jenis epilepsi tertentu, yaitu atonik atau tonik, serta peningkatan risiko untuk melukai diri sendiri.
Prosedur operasi epilepsi meliputi pemotongan serat yang menghubungkan area otak, pengangkatan jaringan abnormal dan radiosurgery stereotactic.
Radiosurgery yaitu penanganan medis dengan cara penghancuran jaringan otak abnormal atau menggunakan alat neuromodulasi.
Jadi pengidap epilepsi masih memiliki harapan untuk terbebas dari kejang jika mendapatkan perawatan yang tepat. Oleh karena itu, jika Anda atau orang terdekat menderita epilepsi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"