KONTEKS.CO.ID – Ada jenis makanan tertentu yang berbahaya bila dikonsumsi oleh sebagian orang karena berisiko menimbulkan reaksi alergi karena itu simak tanda-tanda alergi makanan di bawah ini.
Alergi makanan tak hanya bisa menyebabkan tanda-tanda atau gejala seperti gatal-gatal, tapi juga risiko kematian sehingga harus diwaspadai.
Untuk diagnosis alergi makanan, dokter menanyakan tentang gejala orang tersebut, makanan yang dimakan sebelum gejala dimulai, dan riwayat kesehatan orang tersebut dan anggota keluarganya.
Pemeriksaan fisik kemudian dilakukan untuk membedakan antara gejala alergi makanan dan kondisi lainnya.
Selanjutnya, dokter akan melakukan tes alergi, seperti:
- Tes alergi kulit
Tes kulit alergi dilakukan dengan menusuk kulit pasien dengan jarum kecil. Dokter kemudian akan menambahkan sedikit protein pada makanan yang diduga menyebabkan alergi pada area kulit yang ditusuk sebelumnya dan melihat apakah ada reaksi. - Tes darah
Sampel darah diambil dari pasien untuk mengukur kadar imunoglobulin E (IgE) spesifik. Jika kadar IgE yang terkait dengan makanan tertentu dalam darah pasien cukup tinggi, berarti pasien alergi terhadap makanan tersebut. - Pemeriksaan makanan. Pasien diminta untuk menghindari makanan yang diduga menyebabkan alergi selama 1-2 minggu. Jika pasien alergi terhadap makanan jenis ini, pasien tidak akan mengalami reaksi alergi dalam waktu tersebut.
Dokter mungkin juga meminta orang untuk makan sedikit makanan yang dicurigai dan kemudian perlahan menambah jumlahnya.
Pasien dapat mengkonsumsi makanan tersebut jika tidak terjadi reaksi alergi selama tes.
Pengobatan alergi makanan
Cara terbaik untuk mengatasi alergi makanan adalah dengan menghindari makanan yang menyebabkannya.
Namun, seseorang dapat secara tidak sengaja menelan makanan ini. Dalam kasus seperti itu, ada beberapa obat yang bisa digunakan untuk meredakan gejala.
Jika gejalanya ringan, antihistamin yang dijual bebas dapat digunakan.
- Jika gejalanya masih menonjol, pasien dapat pergi ke dokter untuk mendapatkan antihistamin dengan dosis yang lebih tinggi.
- Jika gejala anafilaksis muncul, pasien harus dibawa ke ruang gawat darurat rumah sakit untuk injeksi epinefrin. Setelah gejala hilang, dokter meminta pasien untuk membawa suntikan setiap saat.
- Jika Anda memiliki gejala alergi makanan yang parah, penting untuk memahami cara menggunakan suntikan epinefrin.
- Anggota keluarga atau rekan mengenai penggunaan suntikan untuk anafilaksis. Ganti adrenalin sebelum habis dan ganti jarum suntik jika sudah tidak berfungsi dengan baik.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"