KONTEKS.CO.ID – Bukannya membayar lahan warga yang dijanjikan sejak tahun 2015, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) justru akan memindahkan gerbang Sekolah Dasar Negeri (SDN) Lengkong Karya yang ditembok warga pemilik lahan.
Pemindahan gerbang SDN Lengkong Karya lantaran ditembok warga pemilik lahan itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, Deden Deni.
Kata Deden Deni, gerbang SDN Lengkong Karya yang jadi akses masuk akan digeser sedikit di sebelahnya.
“Iya, pindah ke samping. Persis di ujung jalan, yang ada gubuk, pindah geser ke samping. Itu udah jauh-jauh udah tiga bulan ke belakang sudah ada pembicaraan,” ungkap Deden Deni, ketika dihubungi wartawan, Rabu 17 Juli 2023.
Menurut Deden, pihaknya akan membeli lahan baru di sebelah gerbang sekolah yang saat ini ditutup tembok beton.
Dia mengaku, pemilik lahan yang akan dibuat gerbang baru SDN Lengkong Karya telah sepakat menjual tanahnya.
“Nanti kita buka persis di pojokan itu, di samping akses yang lama itu. Yang tanah punya warga, kita sepakat, warga mau menjual itu untuk akses baru,” kata dia.
Deden menyebut, hal itu telah direncanakan sejak empat bulan yang lalu.
Namun, anggarannya masih menunggu APBD Perubahan yang diperkirakan paling cepat bulan Oktober mendatang.
“Cuma mekanisme anggaran kita nggak bisa tahun berjalan. Paling cepat (APBD) Perubahan paling cepat di bulan Oktober,” ujarnya.
“Kita udah sepakat, sambil nunggu penganggaran, nanti kita buka akses dari situ. Dan yang punya tanah sudah siap menjual,” imbuhnya.
Pengakuan Pemilik Lahan
Pemilik lahan bernama Hardi Wijaya mengatakan, memutuskan membeton akses jalan masuk ke SDN Lengkong Karya lantaran Pemkot Tangsel belum juga membayar lahan yang dijanjikan sejak 2015.
Meski dibeton, Hardi Wijaya masih berbaik hati menyisakan akses jalan satu meter untuk keluar masuk siswa di SDN Lengkong Karya itu.
“Ngomong doang mau dibayarin sama Pemkot Tangsel dari 2015. Saya sibuk jadi saya diamkan saja. Sekarang saya sudah pensiun, jadi perlu duit,” katanya saat dihubungi wartawan, Rabu 19 Juli 2023.
Dikatakan Hardi, lahan miliknya seluas 1.600 meter.
Sebagian lahan itu digunakan Pemkot Tangsel sebagai akses jalan menuju SDN Lengkong Karya.
Lahan tersebut telah dibeton menjadi jalan sepanjang 30 meter lebar dua meter.
“Saya sudah sumbang satu meter untuk jalan umum, tapi dirampas lagi satu meter untuk betonisasi jalan ke arah sekolah sepanjang 30 meter,” ujarnya.
“Saya sudah bilang tidak marah tanah saya dipakai begitu lama. Sekarang saya minta hak saya yang telah dirampas,” tuntutnya.
Hardi yang masih memberikan celah sekitar satu meter sebagai akses masuk ke sekolah menuntut jika permintaannya tak dihiraukan akan mengecilkan akses jalan masuk ke SDN Lengkong Karya.
“Kalau tidak mau dibayarin terpaksa saya kecilin lagi jalannya tapi kan tidak bagus jadinya. Lebih baik dibayar saja, kalau dibayar Rp5,5 juta tanah saya yang telah dipakai untuk jalan, saya tidak mau. Rp7 juta lah satu meternya,” ucapnya.
Menurut Hardy, di kawasan tersebut terdapat lahan miliknya dan juga seorang warga bernama Supardi seluas 20 meter.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"