KONTEKS.CO.ID – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) berjanji akan membayar biaya pembebasan lahan warga di depan gerbang Sekolah Dasar Negeri (SDN) Lengkong Karya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel Deden Deni menyatakan pembayaran lahan warga di depan gerbang SDN Lengkong Karya itu masih mengunggu APBD Perubahan.
“Cuma sambil menunggu kita bikin kesepakatan. Kita bikin perjanjian, bahwa itu akan kita bayar. Mereka (warga) sepakat, itu saja. Buat kepentingan umum juga,” kata Deden Deni kepada wartawan, Rabu 19 Juli 2023.
Dikatakan Deden, pihaknya juga telah membuat perjanjian resmi dengan warga pemilik lahan terkait waktu pembayaran.
“Kemarin kita bikin, yang punya tanah kan minta hitam di atas putih. Kita bikin pernyataan bahwa kita akan membayar, di APBD perubahan dan pasti akan dibayar, sudah kami sepakati. Tinggal nunggu sudah nggak ada masalah,” ujarnya.
Akses Jalan Dibeton Warga
Akses masuk SD Negeri Lengkong Karya ditutup warga dengan beton. Pasalnya, warga kesal lantaran Pemerintah Kota Tangerang Selatan(Pemkot Tangsel) tak kunjung membayar lahannya.
Meski dibeton, pemilik lahan masih berbaik hati menyisakan akses jalan satu meter untuk keluar masuk siswa di SDN Lengkong Karya itu.
Kepala SD Lengkong Karya Neneng Herdiani mengatakan, warga yang membeton akses jalan itu kecewa lantaran lahannya belum juga dibayar oleh Pemkot Tangsel.
Menurut Nenang, permasalahan lahan antara Pemkot Tangsel dan warga itu sudah terjadi sejak tahun 2015.
“Pemilik tanah merasa tidak direspons oleh Dinas Pendidikan, jadi beliau tidak terima jika tanah beliau dipakai terus tanpa izin dan tanpa ganti rugi,” kata Neneng, Selasa 18 Juli 2023.
Neneng menuturkan, pemilik lahan sudah meminta izin ke pihak sekolah sebelum membangun tembok tersebut.
Pihaknya, kata Neneng, mengizinkan dan meminta pemilik lahan memberikan akses masuk ke sekolah.
“Saya merasa itu memang hak dari pemilik tanah. Karena sudah merasa lama tidak direspons oleh dinas terkait. Terima kasih sudah memberikan satu meter kepada anak-anak kami untuk akses masuk sekolah,” tuturnya.
Kata Neneng pembetonan akses tersebut tak terlalu mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut lantaran masih ada celah yang disediakan pemilik lahan.
“Mungkin tadi pagi hanya ada penumpukan antrean wali murid kelas satu yang ingin mengantarkan anaknya masuk ke dalam kelas di depan gerbang,” tuturnya.
Pengakuan Pemilik Lahan
Pemilik lahan bernama Hardi Wijaya mengatakan, memutuskan membeton akses jalan masuk ke SDN Lengkong Karya lantaran Pemkot Tangsel belum juga membayar lahan yang dijanjikan sejak 2015.
Meski dibeton, Hardi Wijaya masih berbaik hati menyisakan akses jalan satu meter untuk keluar masuk siswa di SDN Lengkong Karya itu.
“Ngomong doang mau dibayarin sama Pemkot Tangsel dari 2015. Saya sibuk jadi saya diamkan saja. Sekarang saya sudah pensiun, jadi perlu duit,” katanya saat dihubungi wartawan, Rabu 19 Juli 2023.
Dikatakan Hardi, lahan miliknya seluas 1.600 meter.
Sebagian lahan itu digunakan Pemkot Tangsel sebagai akses jalan menuju SDN Lengkong Karya.
Lahan tersebut telah dibeton menjadi jalan sepanjang 30 meter lebar dua meter.
“Saya sudah sumbang satu meter untuk jalan umum, tapi dirampas lagi satu meter untuk betonisasi jalan ke arah sekolah sepanjang 30 meter,” ujarnya.
“Saya sudah bilang tidak marah tanah saya dipakai begitu lama. Sekarang saya minta hak saya yang telah dirampas,” tuntutnya.
Hardi yang masih memberikan celah sekitar satu meter sebagai akses masuk ke sekolah menuntut jika permintaannya tak dihiraukan akan mengecilkan akses jalan masuk ke SDN Lengkong Karya.
“Kalau tidak mau dibayarin terpaksa saya kecilin lagi jalannya tapi kan tidak bagus jadinya. Lebih baik dibayar saja, kalau dibayar Rp5,5 juta tanah saya yang telah dipakai untuk jalan, saya tidak mau. Rp7 juta lah satu meternya,” ucapnya.
Menurut Hardy, di kawasan tersebut terdapat lahan miliknya dan juga seorang warga bernama Supardi seluas 20 meter.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"