KONTEKS.CO.ID – Wali Kota Depok Mohammad Idris mengungkapkan akan menyewa insinerator untuk mengatasi masalah sampah, khususnya di TPA Cipayung yang sempat terjadi antrean truk pembuangan.
Wali Kota Mohammad Idris mengatakan, antrean truk sampah di TPA Cipayung disebabkan jalur truk tertutup sampah yang terbawa air hujan.
Kekinian, kata Wali Kota Mohammad Idris, antrean truk sampah di TPA Cipayung sudah mulai diatasi.
“Sudah dieksekusi terkait dengan permasalahan kemarin itu memang tempat akses truk pembuang sampahnya itu tertutup sampah, karena guyuran air, ketika tertutup ada beberapa akses sehingga terjadi antrean,” ungkap Idris di Balai Kota Depok, Jumat 21 Juli 2023.
Dalam penanganan darurat, kata dia, sudah dibuat akses jalan di tengah-tengah TPA.
Pihaknya, kata Idris, sedang bekerja sama dengan beberapa perusahaan untuk menghabiskan sampah menggunakan insinerator.
Pemkot Depok pun sudah menyiapkan anggaran untuk menyewa insinerator.
“Jadi semuanya akan kita tempuh, kalau sumbangan bantuan dari pemerintah (pusat) itu kan baru bisa diimplementasi tahun 2025. Karena tahun depan baru dibangun, kalau insinerator tinggal beli alatnya, ada duitnya,” kata dia.
Selain itu, lanjut Idris, ada opsi menyewa insinerator dari perusahaan.
Pemkot Depok akan membayar Rp300-500 per kilo sampah dalam sistem sewa tersebut.
“Misal per kilo Rp500 atau Rp300, nanti tinggal dikalikan. Kapasitas insinerator ini 20-30 ton per hari. Nah ini berarti memang harus ditempatkan di TPS tingkat kecamatan,” terangnya.
Namun demikian, kata Idris, hal itu harus disosialisasi agar masyarakat mau dibuat mesin insinerator pengolahan sampah.
Menurut Idris, insinerator juga akan ditempatkan di TPA Cipayung untuk meminimalkan bau dan sedang dihitung dananya.
“Lagi berhitung, kalkulasi uangnya, mudah-mudahan uangnya cukup, kalau nggak cukup dengan APBD, ya kami akan cari dari CSR beberapa perusahaan,” kata dia.
Ditargetkan, penyewaan insinerator dapat dilakukan tahun ini lantaran lebih efektif daripada membeli.
“Paling tidak minimal dua insinerator. Kalau beli, risikonya nanti harus ada ongkos perawatan, merekrut operatornya, banyak hal yang harus kami lakukan,” ujarnya.
“Tapi kalau sewa, si penyewa yang bertanggung jawab merawat mesin ini. operatornya sudah ada, kami bayar sampah berapa ton per hari ini. Itu kan lebih realistis, kami lihat nanti penawaran harga,” pungkasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"