KONTEKS.CO.ID – Kualitas udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya telah memburuk dalam beberapa waktu belakangan ini.
Sejumlah wilayah telah secara rutin berada dalam zona merah polusi udara, termasuk Jakarta dan Tangerang Selatan.
Meskipun penyebab polusi udara ini telah teridentifikasi oleh sejumlah ahli dan pemerintah, terdapat perbedaan pandangan mengenai faktor-faktor penyebabnya.
Berbagai potensi sumber polusi udara telah teridentifikasi berdasarkan beragam studi dan komentar dari pihak terkait.
Beberapa faktor yang berperan dalam polusi udara tersebut antara lain:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan salah satu penyebab utama polusi udara, terutama di wilayah Jakarta.
Menurut Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Andry Satryo Nugroho, terdapat 16 PLTU berbahan bakar batu bara yang berdekatan dengan Jakarta, di antaranya 10 berada di Banten dan 6 di Jawa Barat.
Hal ini menyebabkan emisi polutan udara yang signifikan.
Meskipun beberapa ahli dan pemerintah mengakui peran PLTU sebagai penyebab polusi udara, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membantah penyebab kualitas udara buruk di Jakarta dari PLTU.
2. Transportasi
Kendaraan bermotor merupakan sumber polusi udara yang paling signifikan di Jakarta.
Berdasarkan laporan Public Expose Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta tahun 2022, sektor transportasi menyumbang sejumlah besar polutan udara seperti nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), partikulat udara (PM10 dan PM2.5), dan sulfur dioksida (SO2).
Kendaraan bermotor teridentifikasi sebagai penyumbang utama emisi CO, PM10, PM2.5, dan BC.
Dengan peningkatan jumlah kendaraan di Jakarta, termasuk sepeda motor dan mobil penumpang, kontribusi polusi udara dari sektor transportasi terus bertambah.
3. Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah Kalimantan, juga berkontribusi terhadap polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.
Asap dari karhutla dapat terbawa oleh arah angin dan memengaruhi kualitas udara di wilayah lain.
4. Efek El Nino
Fenomena iklim El Nino dapat memperparah polusi udara dengan mengurangi curah hujan.
Kurangnya hujan mengakibatkan proses penting seperti wet deposition yang membantu membersihkan atmosfer dari partikel dan gas polutan menjadi berkurang.
Hal ini menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan di udara.
Dampak polusi udara pada kesehatan dan lingkungan sangat serius. Partikel-partikel polutan seperti PM2.5 dapat masuk ke dalam saluran pernapasan manusia dan menyebabkan berbagai masalah pernapasan, termasuk penyakit paru-paru.
Polusi udara juga dapat merusak lingkungan, mempengaruhi kualitas air dan tanah, serta mengganggu ekosistem.
Upaya untuk mengatasi polusi udara harus melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat.
Langkah-langkah seperti pengurangan emisi dari sektor industri, pengendalian kendaraan bermotor yang lebih ketat, pengelolaan yang lebih baik terhadap karhutla, dan upaya mengurangi dampak El Nino dapat membantu meningkatkan kualitas udara dan menjaga kesehatan masyarakat serta kelestarian lingkungan di Jakarta dan sekitarnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"