KONTEKS.CO.ID – Penghuni eks Kampung Bayam yang sepakat direlokasi ke Rumah Susun (Rusun) Nagrak, Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, terus bertambah.
Di awal November, sebanyak 15 kepala keluarga (KK) eks Kampung Bayam telah mengajukan diri untuk relokasi dan menempati hunian unit Rusun Nagrak.
Kepala Satuan Pelaksana Pelayanan Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Wilayah III Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, Faisal Rahman menjelaskan relokasi warga eks Kampung Bayam itu.
Kata Faisal, hingga saat ini pihaknya tidak menutup kesempatan bagi warga penghuni eks Kampung Bayam untuk relokasi ke Rusun Nagrak.
“Terakhir ada 15 KK yang mengajukan relokasi. Syaratnya memiliki SK Wali Kota sebagai warga relokasi,” jelasnya, mengutip Jumat, 10 November 2023.
Faisal mengatakan, sebelum ini hingga awal Oktober 2023 pihaknya telah memfasilitasi relokasi total sebanyak 20 KK penghuni eks Kampung Bayam di Rusun Nagrak.
Jumlah itu ditambah sebanyak 15 KK eks penghuni Kampung Bayam yang menyusul direlokasi.
Secara bertahap, tambahan sebanyak 15 KK eks penghuni Kampung Bayam itu telah mulai masuk dan menempati unit di Tower 3 Rusun Nagrak.
Para warga juga tidak akan dikenakan biaya sewa unit lantaran Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi DKI Jakarta nomor 87 tahun 2021 tentang Pemberian Keringanan Retribusi Daerah dan/atau Penghapusan Sanksi Administratif Berupa Bunga Terlambat Bayar kepada Wajib Retribusi yang Terdampak Bwncana Wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), masih diberlakukan.
“Mereka hanya akan dikenakan tarif biaya air dan listrik sesuai dengan pemakaian melalui autodebet Bank DKI,” kata dia.
Salah seorang penghuni eks Kampung Bayam, Jeliana Siagian mengakui, fasilitas relokasi di Rusun Nagrak merupakan opsi terbaik sambil menunggu kepastian kelanjutan nasib mereka.
Dengan tinggal di unit Rusun Nagrak mereka bisa menekan pengeluaran mereka untuk sewa rumah.
MJeliana berharap tersedia angkutan umum dengan trayek langsung dari Rusun Nagrak ke Terminal Tanjung Priok.
Sebab, perjalanan angkutan umum yang ada saat ini harus melalui transit di Kelurahan Semper Timur dan lanjut dengan angkutan lain ke Terminal Tanjung Priok.
“Perjalanannya bisa 1,5-2 jam. Kalau dibuat trayek langsung kan lebih cepat dan kita hemat waktu,” pintanya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"