KONTEKS.CO.ID – Puluhan piring berisi aneka lauk berjajar dalam lemari kaca berbentuk huruf L di Warteg Agung 2. Tak kurang dari 30 jenis lauk dan sayur beraneka macam olahan tersaji di lemari kaca tersebut.
Sore itu, Senin 22 Januari 2024, hanya terlihat sekitar enam orang yang sedang duduk dan makan di warteg yang berada di Jalan KH Ahmad Dahlan, Jakarta Selatan ini.
Meskipun puluhan lauk dan sayur memenuhi lemari kaca, pengelola warteg itu tidak merasa khawatir dagangannya tidak laku, Soalnya, warteg ini buka 24 jam.
“Nanti juga pas agak malaman lauknya udah diserbu sama pembeli, ” ujar Fitriya salah satu pegawai Warteg Agung 2 saat berbincang dengan Konteks.
Warteg Agung yang saat ini ada di dua lokasi pantas mendapat julukan sebagai warteg hits di kawasan Jakarta Selatan. Pengunjungnya dari berbagai umur dan kalangan, dari anak sekolah hingga pekerja kantor, bahkan artis.
Sejumlah artis beken bahkan menjadi pelanggan tetap warung tersebut. Tercatat nama Ashanty, Reza Arap, komika Uus, Thoriq dan Fuji, hingga Raffi Ahmad pernah mencicipi hidangan di warteg ini.
Penyebabnya sederhana, masakan di Warteg Agung enak, murah, dan bersih. Tak heran warteg yang mengusung tagline “murah tur mewah” ini saat ini jadi salah satu tempat makan yang hits di kawasan Jakarta Selatan yang tak pernah sepi pengunjung.
Dari Baku Hantam Sampai Makan Tak Bayar
Namun di balik sisi positif ramainya sebuah watung makan, ekses negatif juga pasti ada.
Fitriya bercerita, biasanya kejadian seperti itu adalah orang yang baru selesai pergi dari diskotik dalam keadaan mabuk sehingga terjadi perkelahian.
“Yaa kalau aku dengar cerita dari teman shift malam, kejadian uniknya ya orang yang abis mabok berantem di depan gitu sih, dan itu sering” ucap Fitriya.
Tidak cuma itu, seringkali ada yang makan tapi tidak bayar. Hal itu terjadi di saat pengunjung Warteg Agung ramai.
“Kalau lagi ramai, pengunjung (yangtidak kebagian makan di dalam) pada makan di luar. Nah itu sering banget ada yang belom bayar main pulang aja. Kebanyakan sih orang yang baru pulang abis dugem,” ujar Fitriya.
Namun, seringnya kejadian unik di Warteg Agung tidak membuat warteg hits satu ini sepi pengunjung. Malahan, warteg ini tetap ramai pengunjung dan tetap menjadi warteg yang eksis di Jakarta Selatan.
Sehari Masak Tiga Kali
Fitriya mengatakan, puncak pengunjung biasanya datang di saat jam makan siang, dan menjelang makan malam. Di luar jam itu, pengunjung tetap selalu masuk keluar bergantian makan di sana.
Untuk memenuhi kebutuhan pengunjung, warung ini sampai harus memasak tiga kali dalam sehari. Pertama, memasak pukul 02.00-06.00 WIB. Lalu masak kedua pukul 12.00-16.00 WIB, dan masak terakhir di pukul 22.00-00.00 WIB. Tak heran masakan di Warteg Agung selalu hangat dan lengkap.
Dalam sehari, warteg ini bisa menghabiskan ratusan ekor ayam hingga puluhan kilo ikan, daging, dan sayuran.
“Ya kalau ikan total 15 kilo per harinya, ayam bisa 100 ekor sehari. Terus sayuran juga semua jenis bisa 50 kilo, sama daging 5 kiloan lah per harinya. Sedangkan telur rata-rata 20-30 kilo per hari,” ucap Egi, juru masak di Warteg Agung 2 dalam kunjungan Konteks di kesempatan berikutnya.
Selain itu, warteg ini juga menjual gorengan sebagai tambahan lauk makan. Mukmin mengaku pihaknya menggoreng hingga 40 bungkus tempe dan 100 potong tahu dalam sehari.
Saking ramainya, Warteg Agung menerapkan sistem kerja shift bagi karyawannya,. Ada dua shift kerja per harinya, yaitu yaitu shift siang dan malam.
“Shift kerja pagi dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore dan shift malam dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi. Jadi total kerja (tiap shift) 12 jam,” ujar Fitriya.
Warteg Agung di Jalan K.H. Ahmad Dahlan merupakan cabang dari Warteg Agung yang berada di Jalan Gandaria Tengah, Jakarta Selatan.
Agung dan Yuli, Pasutri Pendiri Warteg Agung
Pendiri Warteg Agung adalah sepasang suami istri yakni Agung Rizki Raharjo dan Sri Yuniati (Yuli). Warteg ini berdiri sejak Januari 2017.
Pada awal berdiri, Warteg Agung berlokasi di Jalan Gandaria Tengah II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Nama “Agung” pada usaha wartegnya yang merupakan nama dari suami Yuli.
Saat awal berdiri, Warteg Agung baru punya lima orang karyawan. Namun sejak awal konsepnya memang sudah buka selama 24 jam.
Dalam pembicaraan lewat telepon, Yuli sebagai pemilik mengaku memberanikan diri buka 24 jam karena melihat situasi di wilayah tersebut.
Melihat denyut kehidupan di kawasan Kebayoran Baru yang selalu ‘hidup’, ia tak khawatir masakannya tidak habis.
Meski begitu, karena baru awal memulai usaha warteg, setiap menu masakan tidak terlalu banyak porsinya.
“Yang penting komplit menunya, Kak. Jadi gak takut banyak sisa” ucap Yuli via telepon.
Seiring berjalannya waktu, tatkala pengunjung semakin ramai, pada Juni 2022 Agung dan Yuli nekat membuka cabang kedua.
Keduanya sepakat memilih lokasi warung di Jalan KH Ahmad Dahlan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Letaknya persis di sebelah minimarket 24 jam dan sekolah Lab School Kebayoran.
Awalnya, cabang kedua ini pempekerjakan tujuh orang pegawai. Kini, jumlah pegawai di dua cabang mencapai 29 orang. Rinciannya, 13 pegawai bertugas di Jl Gandaria Tengah, dan 16 pegawai di Jl KH Ahmad Dahlan.
Salah seorang pengunjung Warteg Agung bernama Hakim mengakui ia kerap makan di Warteg Agung 2. Menurut dia, makanan di Warteg Agung menjadi opsi tempat makan enak dengan harga terjangkau.
Senada dengan Hakim, pengunjung lainnya bernama Pasha beralasan, posisi Warteg Agung yang strategis membuat ia tidak pernah bingung untuk memutuskan makan di Warteg Agung.
“Dekat sama sekolah saya, Jadi tiap pulang sekolah dan lapar, saya ke sini,” ujar Gathan, pengunjung Warteg Agung lainnya. (Penulis: Zidane Omar – Jurnalis Magang)***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"