KONTEKS.CO.ID – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, bakal membuka Kampung Siaga TBC di 267 RW yang akan dibangun hingga September 2024.
Hal ini disampaikan Ani Ruspitawati bertepatan dengan peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) di Gedung Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, pada Rabu, 8 Mei 2024.
Acara tersebut bertajuk Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis. Melalui tema ini, Ani berharap akan tercipta kesadaran lebih besar tentang masalah TBC di Indonesia.
Ia mengungkapkan, upaya ini akan dilanjutkan dengan inovasi percepatan penanggulangan TBC dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dasar terkait TBC, pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Program Kampung Siaga TBC sekaligus ajang promosi kesehatan yang akan diperkuat di setiap rukun warga.
“Pada Oktober 2024 nanti, akan dilaksanakan pemberian apresiasi kepada 5 (lima) Kampung Bebas TBC terbaik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, meliputi aspek yang akan dinilai yaitu ketersediaan kebijakan, sarana prasarana, upaya penemuan dan pendampingan kasus, aspek promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, inovasi yang dilakukan, dan capaian indikator program pengendalian TBC,” kata Ani.
Lebih lanjut, Ani kembali mengungkapkan, pada 2023 di Jakarta ditemukan 60.420 kasus TBC baru, 16% di antaranya atau sebanyak 9.684 merupakan pasien anak.
Dari seluruh penderita TBC baru tiap tahunnya, sebanyak 14% belum menjalani pengobatan dengan alasan tidak percaya bahwa dirinya menderita TBC.
Selain itu mereka juga takut diberhentikan dari pekerjaan atau dikucilkan masyarakat, padahal pengobatan TBC telah diberikan secara gratis. Hal ini ditambah lagi dengan masih adanya pasien yang putus berobat sebanyak 14%.
”Sehingga ini menyebabkan insidensi TBC di DKI Jakarta masih tinggi, yaitu sebesar 535 per 100.000 penduduk, sementara target eliminasi TBC yang telah ditetapkan secara nasional adalah 65 per 100.000 penduduk,” ujar Ani.
“Artinya, kita harus menurunkan insidensi TBC dari 60.420 kasus pada tahun 2023, menjadi sekitar 6.901 kasus pada tahun 2030 atau 1/8 dari kondisi saat ini,” katanya lagi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"