KONTEKS.CO.ID – RDF Rototan. Berbagai inovasi telah Pemprov DKI gunakan demi mengatasi masalah sampah yang luar biasa kompleks. Sampai pada akhirnya ada tehnologi baru yang sangat efektif, efisien.
Bahkan bisa menjadi penyumbang PAD (Pendapatan Asli Daerah) Pemprov DK Jakarta dengan nilai signifikan dan berkelanjutan.
Adalah tehnologi RDF pertama dibangun dan berhasil di Bantar Gebang tahun 2023 dengan anggaran Rp850 miliar yang dipercayakan dikerjakan perusahaan BUMN (PT Adhi Karya).
Berikutnya dikembangkan lebih canggih dan kapasitas lebih besar. Bahkan PJ Gub Heru Budi saat meletakkan batu pertama pada Mei 2024 mengatakan, RDF ini merupakan tempat pengolahan sampah terbesar di Indonesia.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DK Jakarta Asep Kuswanto, mengatakan, Pemprov telah memiliki target penjualan RDF dari pabrik tersebut, yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa.
RDF Rorotan Mengurangi Emisi Karbon
Perusahaan ini juga merupakan salah satu offtaker RDF yang dihasilkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat. TPST Bantargebang merupakan TPST milik Pemprov DK Jakarta.
“RDF Rorotan ini memiliki keunggulan antara lain mengatasi permasalahan sampah perkotaan, mereduksi emisi karbon dan pembakaran bahan bakar fosil semen serta emisi karbon dari proses penimbunan sampah,” tambah Asep.
Nilai bahan bakar dari RDF setara dengan batu bara muda. Bahan bakar inilah yang bisa berbagai industri gunakan, seperti pabrik semen. Untuk mencapai hasil akhirnya, RDF perlu menjalani proses :penyaringan (screening), pemilahan (separating), pencacahan (shredding), dan pengeringan (drying).
Sementara itu, owner PT Asiana Technogy Lestari Poltak Sitinjak menyatakan komitmennya tidak sedikitpun kendor dari perjanjian kontrak.
“Kami terbiasa dan membiasakan diri disiplin. Bagi kami ini pertarungan komitmen dan integritas kami sebagai kontraktor nasional bahkan sudah kami langkahkan diri maju ke negri lain. Tentu pintu terbuka dari negara lain karena komitmen dan integritas kami yang bisa teruji dan terbuktikan,” kata Poltak yang mengaku sedang berada di luar negeri.
Poltak menegaskan per hari ini progress pembangunan RDF Rorotan telah mencapai bobot 80% dan siap beroperasi. Pembangunannya untuk mengolah 30% sampah DKI Jakarta menjadi bahan bakar baru terbarukan (renewable energy).
Teknologi Anak Bangsa
Pemasangan Drum Dryer sejumlah 6 unit telah selesai terpasang. Untuk publik ketahui, item ini merupakan komponen utama untuk proses pengeringan RDF agar kadar airnya berkurang dan menaikkan nilai kalori dari RDF tersebut.
“Drum Dryer ini juga terproduksi oleh anak bangsa yang merupakan produk produk unggulan berkualitas,” tambahnya.
RDF Plant Rorotan menggunakan total 12 sets mesin pengering sampah guna memastikan keberhasilan untuk mendapatkan RDF berkualitas dan rendah kadar airnya.
Rangkaian dan proses menjadikan sampah menjadi RDF yang terbangun di fasilitas RDF Rorotan ini adalah hasil karya dan inovasi anak bangsa. Teknologinya telah terpatenkan di Kementerian Hukum dan HAM sebagai tanggal/tonggak sejarah baru dalam mengolah sampah menjadi sumber energi.
Terkait pengawasan berlapis dari aparatur penegak hukum, Poltak menegaskan, ini sesuai prinsip Presiden Prabowo dalam membangun bangsa. Pihaknya juga berkomitmen dan membuktikan itu. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"