KONTEKS.CO.ID – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku tak mengetahui dugaan korupsi bansos senilai Rp2,85 triliun yang diviralkan Rudi Valinka melalui akun @kurawa di Twitter.
Dugaan korupsi bansos itu diunggah dengan temuan beras yang tertumpuk di gudang milik Perumda Pasar Jaya di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur.
Disebut korupsi bansos era Anies Baswedan. Bahkan, beras di gudang Perumda Pasar Jaya itu terlihat membusuk hingga berwarna kuning dan berjamur.
“Iya, saya enggak tahu. Itu kan (program bansos tahun 2020) lama,” kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, dikutip Jumat 13 Januari 2023.
Kata Heru, pihaknya telah merekonsiliasi data penerima bansos hingga 4 kali.
“Dari saya di sini sudah 3-4 kali membahas mengenai data, rekonsiliasi data (penerima bansos). Kalau yang lalu-lalu, kan saya enggak paham,” kata dia.
Sebelumnya, akun Twitter @kurawa mengunggah kronologi dugaan korupsi program bansos Pemprov DKI melalui utas atau thread pada 9 Januari 2023.
Dalam utasnya, disebutkan Pemprov DKI hendak menanggulangi pandemi Covid-19 dengan manyalurkan bansos senilai Rp3,65 triliun dalam bentuk sembako.
(SINETWIT)
Temuan Dugaan Korupsi Program Bansos Pemprov DKI tahun 2020 senilai Rp. 2.85 Triliun
Hasil audit forensik Ernst & Young yang belum dibuka ke publik neh 😁
Karena data2nya ngeri2 sedap likes dulu yang banyak yah biar semangat ahh.
Penampakan berasnya 🤯 pic.twitter.com/3TzufsKLpx
— RUDI VALINKA (@kurawa) January 9, 2023
Namun, dia mengeklaim tak mengetahui mengapa penyaluran bansos terbesar melalui Perumda Pasar Jaya.
Usai mengetahui bahwa gudang penyimpanan beras bansos Perumda Pasar Jaya, @kurawa mengaku mendatangi tempat penyimpanan itu yang berlokasi di Pulogadung, Jakarta Timur.
Dikatakan, ada 1.000 ton beras dengan bentuk paket 5 kilogram di tempat penyimpanan itu.
Menurut dia, kondisi beras di sana sudah rusak. Menurut dia, beras itu seharusnya disalurkan pada 2020-2021 untuk warga Ibu Kota.
Kata akun @kurawa, hingga kini beras itu masih berada di tempat penyimpanan tersebut.
Setelah itu, akun dia mengaku menemukan dokumen forensik audit dari salah satu kantor akuntan publik terhadap bansos tersebut.
Dalam cuitannya, tak mengungkapkan secara jelas terkait dugaan korupsi. itu. Dia menyebut nilai sebesar 2,85 triliun.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"