KONTEKS.CO.ID – Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini atau Risma merespons dugaan korupsi bantuan sosial (Bansos) Covid-19 senilai Rp2,85 triliun di DKI Jakarta.
Mensos Risma menanggapi dugaan korupsi bansos yang menguak setelah ditemukan tumpukan beras yang membusuk di gudang milik Perumda Pasar Jaya di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur.
Menurut Mensos Risma, sejak dirinya menjabat sebagai Mensos pada akhir Desember 2020, bansos beras telah diganti menjadi bansos tunai.
Dengan demikian, kata dia, selama dua tahun terakhir, Kemensos tidak lagi menyalurkan bansos dalam bentuk beras.
“Aku nggak bisa jawab. Kita nggak pernah kasih beras selama dua tahun ini. Kita tidak kasih beras ke masyarakat,” kata Risma di kantor Kemensos, Jumat 13 Januari 2023.
Sebelumnya, pegiat media sosial Rudi Valinka di akun Twitter pribadinya @kurawa mencuit soal temuan dugaan korupsi Bansos DKI Tahun 2020 senilai Rp2,85 Triliun.
“Temuan Dugaan Korupsi Program Bansos Pemprov DKI tahun 2020 senilai Rp2,85 Triliun,” cuit laman Twitter @kurawa yang diunggah 9 Januari 2023 lalu.
Dalam utasnya, disebutkan Pemprov DKI hendak menanggulangi pandemi Covid-19 dengan manyalurkan bansos senilai Rp3,65 triliun dalam bentuk sembako.
Namun, dia mengeklaim tak mengetahui mengapa penyaluran bansos terbesar melalui Perumda Pasar Jaya.
Usai mengetahui bahwa gudang penyimpanan beras bansos Perumda Pasar Jaya, @kurawa mengaku mendatangi tempat penyimpanan itu yang berlokasi di Pulogadung, Jakarta Timur.
Dikatakan, ada 1.000 ton beras dengan bentuk paket 5 kilogram di tempat penyimpanan itu.
Menurut dia, kondisi beras di sana sudah rusak. Menurut dia, beras itu seharusnya disalurkan pada 2020-2021 untuk warga Ibu Kota.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"