KONTEKS.CO.ID – Rekonstruksi ulang kasus kecelakaan maut mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Hasya Attalah Syahputra dengan eks Kapolsek Cilincing AKBP (Purn) Eko Setio Budi Wahono mengungkap sejumlah fakta
Dalam rekonstruksi kasus kecelakaan maut it terungkap mahasiswa UI Hasya Attalah Syahputra tergeletak hingga 45 menit tanpa penanganan usai ditabrak eks Kapolsek Cilincing AKBP (Purn) Eko Setio Budi Wahono.
Eks Kapolsek Cilincing AKBP (Purn) Eko Setio Budi Wahono hanya menghubungi ambulans untuk membawa mahasiswa UI Hasya Attalah Syahputra ke rumah sakit yang tiba datang 30 menit kemudian.
“Adegan ke-9, pengemudi dan beberapa warga, terutama pengemudi, menelpon ambulans. Kemudian 30 menit kemudian ambulans datang,” kata petugas membacakan rekonstruksi di lokasi, Kamis 2 Februari 2023.
Saat tiba di TKP, pengemudi ambulans langsung mengecek kondisi korban. Menurut saksi, saat itu Hasya masih menyandang tas di punggungnya. Petugas ambulans baru mengangkut tubuh Hasya 15 menit kemudian.
“Setelah sekitar 15 menit ambulans datang, akhirnya dikeluarkan (ranjang pasien) saksi menggotong korban,” kata polisi.
Sementara, saksi petugas ambulans yang dihadirkan dalam rekonstruksi menjelaskan kondisi mata Hasya yang sudah putih saat dirinya tiba.
“Saat Anda mengecek di sini, pastikan dia sudah meninggal atau belum?” tanya seorang polisi.
Menurut saksi petugas ambulans, dia tak mengetahui korban sudah meninggal atau belum. Namun, kondisi mata Hasya sudah memutih.
“Saya tidak bisa melihat kondisi meninggal atau tidak karena saya melihat matanya ke atas sudah putih. Sudah tidak ada gerakan sama sekali. Tidak ada napas,” jawabnya.
Kata saksi petugas ambulans, Hasya sama sekali tidak berteriak kesakitan usai ditabrak.
Petugas ambulans mengatakan Hasya tidak mengeluarkan darah saat itu.
“Ada darah yang terlihat dari mulut, telinga?” tanya polisi.
“Tidak ada. Bersih,” tandas saksi.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"