KONTEKS.CO.ID – Jika kita melihat foto-foto zaman dahulu, tentu kita akan kagum dengan sungai Ciliwung yang menjadi alat transportasi warga dari Bogor ke Jakarta, dengan aliran sungainya yang jernih.
Tentu dengan kondisi saat ini, sulit rasanya mengembalikan kerjernihan Ciluwung. Tapi untuk mengembalikan kelestarian Ciliwung bukan cita-cita yang mustahil.
Seperti juga yang dicita-citakan Ari Sumarto Taslim, pengamat ekosistem dan lingkungan hidup Jakarta. Dia berharap Ciliwung bisa kembali lestari, terbebas dari kondisi krodit dan dipenuhi pemukiman warga, pabrik, bahkan rumah sakit.
“Tingkat pencemaran sungai Ciliwung saat ini parah, harusnya kita berkaca bagaimana negara-negara dunia memperlakukan sungainya dengan perawatan maksimal serta aturan yang ketat hingga terjaga sungainya,” kata Ari Sumarto Taslim, Rabu, 22 Februari 2023.
Ari Sumarto Taslim berharap kepada PJ Gubernur DKI untuk bisa mengubah wajah sungai Ciliwung. Dia mencontohkan bagaimana Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang berupaya untuk mengembalikan kelestarian sungai saluran Kalimalang.
“Kita lihat Ridwan Kamil sudah mencoba di sungai saluran Kalimalang yang mengubah wajah sungai itu seperti di Korea ini patut ditiru,” kata Ari Sumarto Taslim.
Lebih lanjut Ari Sumarto Taslim juga minta warga DKI Jakarta ikut membantu Pemprov DKI mewujudkan wajah sungai Ciliwung yang kumuh bisa lestari dan menjadi kebanggaan warga DKI Jakarta.
“Bersama kita bisa untuk mewujudkan keinginan Pak Heru dalam menjaga Sungai Ciliwung dan ikut membantu dengan jangan membuang sampah langsung ke sungai, namun ke tempat sampah yang tersedia,” katanya lagi.
Dengan catatan dan bukti foto yang ada, masyarakat jaman dulu justru lebih mampu menjaga Sungai Ciliwung. “Banyak warga Bogor menjual bambu-bambunya menyusuri sungai Ciliwung dan sampai Pasar Minggu untuk dijual,” katanya.
Lagu buah pepaya, mangga, pisang, jambu dibeli dari Pasar Minggu, akan terngiang saat masa kanak-kanak, bagaimana Pasar Minggu memiliki jalur tersambung dalam jual beli melalui Sungai Ciliwung.
“Jika kita kanak-kanak dahulu, lagu wajib tersebut menjadi kenangan, karena Sungai Ciliwung saat ini selalu menjadi momok warga Jakarta karena banjir kiriman,” katanya.
Bagaiman tidak, daerah Bogor saat ini juga sudah penuh dengan villa dan rumah, serta hutanya yang tidak lestari. “Jelas kita sebagai manusia harusnya berterimakasih kepada bumi tempat kita tinggal dan kewajiban kitalah yang menjaganya, kalau tidak dijaga alam marah akan terjadi bencana alam seperti banjir, longsor dan lainya,” kata Ari Sumarto Taslim.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"