KONTEKS.CO.ID – Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani menjawab pertanyaan banyak pihak, yang menganggap partai berlambang Kabah ini lambat memunculkan nama capres-cawapres Pemilu 2024.
“Kalau dijawab kenapa lambat amat dibandingkan dengan yang lain? Ya karena kebutuhan PPP saat ini adalah kebutuhan untuk mengonsolidasikan, mensolidkan kembali seluruh jajaran partai agar Pilegnya sukses,” kata Arsul di Jakarta, Kamis 29 September 2022.
Anggota Komisi III DPR RI ini mengungkapkan PPP harus mengatur energi yang ada, karena Pileg dan Pilpres akan berlangsung di waktu yang sama saat Pemilu 2024 mendatang.
“Sebab nafas PPP itu tinggal 0,52 persen, karena capaiannya kan 4,52 persen, jadi ada kebutuhan untuk mengonsolidasikan kekuatan partai untuk kepentingan pemilihan legislatif,” tegasnya.
Meski begitu, menurut Arsul pembicaraan internal mengenai capres dan cawapres untuk Pemilu 2024 tetap berlangsung. Hingga fokus pada dua sudut pandang.
“Pertama tentu dari sisi PPP yang dari kemarin mendorong agar PPP turut aktif menginisiasi katakanlah koalisi partai pàrtai Islam,” kata Arsul di Jakarta, Kamis 29 September 2022.
Selanjutnya yang kedua, untuk mengusung paslon yang tingkat popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitasnya itu tinggi. Dan dari sisi akseptabilitas bisa diterima berbagai kelompok umat Islam.
“Kalau bicara akseptabilitas tentu bukan hal yang mudah, karena ada sosok yang tentu begitu populer pada satu kelompok umat Islam, tapi belum tentu populer pada kelompok umat Islam yang lain. Nah pada sisi kedua di arus internal PPP ada yang kemudian berpendapat bahwa PPP itu tidak harus, bahkan sedapat mungkin membentuk dan berada pada koalisi yang inklusif,” tegasnya.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"