KONTEKS.CO.ID – Anggota Komisi V DPR RI, Bakri HM merasa terkejut atas desakan China untuk meminta APBN sebagai jaminan pembayaran utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJP).
“Kami terkejut adanya desakan dari Pemerintah China ingin bahwa penyelesaian ini harus diperkuat dengan APBN,” Bakri kepada wartawan, Jumat, 14 April 2023.
Politikus PAN ini kembali mengulas kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya, bahwa dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung bisa dilakukan dengan syarat bahwa proyek ini tidak menggunakan dana APBN dan tidak meminta jaminan pemerintah.
“Terus terang saja saya termasuk juga pelaku sejarah yang dulu menolak bahwa kereta cepat ini dibiayai oleh APBN. Ternyata waktu baru-baru kemarin tidak ada satu rupiah pun uang APBN akan masuk (untuk pembiayaan KCJB), tetapi pada kenyataannya masuk juga,” katanya.
Atas dasar itu, ia mendorong pemerintah tetap kembali pada kesepakatan awal saat kesepakatan dibuat dengan China. Agar tidak menjadikan APBN sebagai jaminan pembayaran utang kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Kalau itu memang ada perjanjian utang jangka panjang, ya lakukan saja. Pemerintah harus tetap kembali kepada kesepakatan awalnya,” ujarnya.
Apalagi menurutnya kondisi ekonomi baru mulai bangkit pasca pandemi Covid-19, dan ini harus dijaga stabilitasnya.
“Jangan sampai digoyang oleh isu-isu yang terkadang tidak baik. Harus tegas kepada Pemerintah China,” katanya.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) telah digodok sejak 2015. Saat itu, Menteri BUMN Rini Soemarno telah menetapkan syarat bahwa proyek ini tidak menggunakan dana APBN dan tidak meminta jaminan pemerintah.
Kini China miminta jaminan utang melalui APBN. Tidak hanya pembengkakan biaya, bunganya juga ikut naik jadi 4 persen. Dulu telah disepakati bunganya fixed 2% untuk 40 tahun.
Menteri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, setelah pulang dari China beberapa waktu lalu, membawa dua oleh-oleh untuk rakyat Indonesia sehubungan utang kereta cepat.
Pertama, Indonesia mendapatkan potongan bunga untuk pinjaman atau utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Suku bunga pinjaman pembengkakan dana proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dipastikan turun 0,6%. Yakni dari sebelumnya 4% menjadi 3,4%.
“Kita maunya 2%. Namun enggak semua kita raih. Kalau hanya dapat 3,4%, misalnya hanya segitu. Ya kita gapapa, meski enggak oke-oke amat,” ungkap Luhut
Kedua adalah skema pembayaran atau penjaminan utang yang masih dalam proses negosiasi. Dikatakan, CDB menginginkan pembayaran utang langsung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN.
“Ada persoalan psikologis, mereka maunya dari APBN. Namun kami jelaskan prosedurnya bisa panjang. Kami dorong via PT PII karena ini struktur yang baru dibuat Pemerintah Indonesia sejak 2018,” kata Luhut. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"