KONTEKS.CO.ID – Andi Pangerang Hasanudin diseret ke Majelis Etik ASN BRIN ada di artikel ini. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akhirnya tegas merespons unggahan dari salah satu penelitinya yang membuat gaduh di dunia maya terkait perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah.
Dalam keterangan resminya di laman resminya, BRIN mengaku telah melakukan pengecekan atas informasi dan status dari penulis komentar yang meresahkan masyarakat. Ini latar belakang dari menggelar Majelis Etik ASN untuk Andi Pangerang Hasanudin.
BRIN menambahkan, komentar yang ditulis oleh salah satu sivitas BRIN tersebut terkait diskusi tentang perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 H.
“Langkah konfirmasi telah dilakukan untuk memastikan status APH (Andi Pangerang Hasanudin) adalah ASN di salah satu pusat riset BRIN. Selanjutnya, sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai PP 94/2021,” ungkap Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, Selasa, 25 April 2023.
Meski Andi Pangerang Hasanudin sudah membuat surat permintaan maaf, BRIN tetap akan memproses yang bersangkutan.
Proses yang dimaksud adalah:
1. Sidang Majelis Etik ASN, diagendakan besok, Rabu, 26 April 2023.
2. Setelahnya sidang Majelis Hukuman Disiplin ASN untuk penetapan sanksi final.
“BRIN meminta maaf, khususnya kepada seluruh warga Muhammadiyah, atas pernyataan dan perilaku salah satu sivitas BRIN, meskipun ini adalah ranah pribadi yang bersangkutan,” pungkas Handoko.
Dia pun mengimbau para periset BRIN untuk lebih bijak dalam menyampaikan pendapat di media sosial dan mengedepankan nilai BerAkhlak (berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif).
Diberitakan sebelumnya, Andi Pangerang Hasanudin mengundang perhatian publik karena mengancam akan membunuh warga Muhammadiyah. Alasannya, karena berbeda metode dalam menentukan 1 Syawal 1444 H/2023 M.
Di kalangan wartawan, terutama desk sains dan teknologi, profil Andi Pangerang Hasanudin sudah tak asing lagi. Sebab pemikirannya terkait fenomena luar angkasa sering dijadikan acuan tulisan terkait ilmu pengetahuan di media online maupun offline. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"