KONTEKS.CO.ID – Gerakan Bhinneka Nasionalis (GBN) mendesak Presiden Joko Widodo segera me-Reformasi Total Polri. Mengingat potensi dari Tragedi Kanjuruhan akan memicu eskalasi luas berupa destabilisasi sosial politik.
Sekjen DPP GBN, Dhia Prekasha Yoedha, mengungkapkan bahwa timbunan rasa kesal masyarakat terhadap ulah sejumlah oknum Polri, kini cenderung menjadi rasa muak.
“Bahkan mungkin dendam,” kata Yoedha dalam pernyataannya kepada Konteks.co.id, Minggu 1 Oktober 2022.
Tragedi Kanjuruhan, menurut Kriminolog alumni UI ini, jelas merupakan kesalahan prosedural. Bahkan pelanggaran ketentuan FIFA terkait penggunaan gas airmata. Sehingga tidak bisa tidak, khalayak akan menuding tragedi itu salah petugas Polri.
Karena jumlah korban tewas juga masih 150an lebih, reaksi masyarakat pun akan masif. Padahal khalayak ramai tengah geram atas penyelesaian kasus Irjen Ferdi Sambo yang tak kunjung tegas.
Belum lagi bertimbunnya ingatan khalayak atas banyak kasus lama terkait oknum petinggi Polri. Pendiri dan Ketua pertama Aliansi Jurnalis Independen – AJI ini menyebut, mulai dari misteri munculnya slogan Bersatu, Keselamatan Nomer Satu sejak kasus Kakorlantas IrJen Djoko Susilo diadili KPK.
Lalu ada rumor Rekening Gendut sejumlah Pati & Pamen Polri. Kasus Ferdi Sambo. Misteri Satgassus 303, Begitu pula gaya hidup mewah berbagai oknum Polri dan keluarganya
“Tanpa ada tindakan koreksi tegas dan luas atas oknum Polri, (yang seakan memiliki sistem Internal sendiri yang tak tersentuh pihak luar, seakan ada organisasi di dalam organisasi,) maka itu sama saja membiarkan lembaga Polri akan direformasi dan dikoyak oleh ledakan amarah rakyat luas yang selama ini merasa dizalimi,” kata Dhia
Berbagai gurau ejekan atas Polri itu, sebenarnya indikator kegeraman rakyat.
“Jadi lebih baik Presiden Jokowi selaku Kepala Negara sekaligus Panglima Tertinggi TNI, yang mereformasi Polri,” kata mantan Tim Forum Mahasiswa Pascasarjana UI yang merumuskan Pemisahan Polri dari ABRI pada tahun 1998 ini.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"