KONTEKS.CO.ID – Sarwono Kusumaatmaja pernah menjabat sebagai Menteri Eksplorasi Kelautan di era Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Almarhum Sarwono Kusumaatmaja pun pernah menuturkan bagaimana sudah payahnya membangun kementerian ini dari bawah. Ini tak lain karena kementerian yang dipimpinnya adalah sebuah kementerian yang baru saja dibentuk Kabinet Gus Dur dan Megawati.
Dalam sebuah diskusi gagasan kemaritiman Gus Dur, Sarwono mengungkap sulitnya menjalani tugas sebagai menteri kelautan yang baru dibentuk. Kesulitan mulai dari birokrasi kelautan yang kompleks sampai kesukaran mendaparkan kantor.
“Kami belum punya kantor tetap. Arifin Panigoro, kawan saya punya banyak rumah yang ‘nganggur’. Lalu saya pinjam saja salah satu rumahnya di kawasan Kebayoran Baru untuk disulap sebagai kantor Kementerian Eksplorasi Kelautan dan Perikanan,” kenang Sarwono.
Bukan hanya kantor. Untuk peralatan kantor pun Sarwono harus meminjam, bahkan ada sumbangan dari rekan-rekan almarhum.
Dia mencari pinjaman kursi lipat dan komputer dari teman-temannya. “Suatu waktu ada diplomat China yang berkunjung ke kantor kementerian dan menyampaikan (dubes) China akan berkunjung untuk berdiskusi persoalan kelautan. Saya katakan, silakan (dubes) datang ke kantor saya, syaratnya mau duduk di kursi lipat. Si diplomat itu hanya senyum-senyum,” paparnya.
Lalu tiga hari berselang, satu truk dari Kedubes China menggeruduk Kementerian Eksplorasi Kelautan. Truk itu penuh perabotan, sofa serta meja, untuk dipinjamkan.
Esok harinya Dubes China datang ke kantor Sarwono. “Dia berujar, perasaan saya pernah lihat sofa dan meja ini,” kenang Sarwono menirukan ujaran sang dubes.
Meskipu terbilang baru, mantan Sekjen Partai Golkar itu mengungkapkan dua prestasi yang diraih Kementerian Eksplorasi Kelautan dan Perikanan.
Yang pertama, sebut dia, penangkapan 49 kapal Thailand di Pulau Sabang, Aceh. Puluhan kapal ini terbukti melakukan penangkapan ikan ilegal.
Kedua, sambung Sarwono, memperbaiki sistem administrasi penyitaan kapal dengan menjual kapal sitaan kepada perusahaan swasta. Syaratnya, perusahan itu terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Demikian kisah Sarwono membangun Kementerian Eksploasi Kelautan dan Perikanan yang dibangunnya dari bawah. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"