KONTEKS.CO.ID – Sebanyak 16 kepala daerah dan wakil kepala daerah dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dipimpin Ketua Badan Pembinaan Kepemimpinan Daerah (BPKD) DPP PKS yang juga Gubernur NTB Zulkieflimansyah menggelar silaturahim dengan Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto di kantor Lemhanas, Jakarta, Seni, 5 Juni 2023.
Zulkieflimansyah menyebutkan kunjungan ke Lemhanas ini penting bagi kepala daerah untuk memperluas ruang kesepahaman dan sinergi solusi bagi persoalan bangsa. Kunjungan ini juga bagian dari Silaturahim Kebangsaan Kepemimpinan Daerah PKS ke berbagai tokoh nasional
“Ini bagian dari bentuk kesepahaman dalam pembangunan, bagaimana melihat lebih luas tentang berjalannya bangsa ini dari Lemhanas dan bagaimana nanti bisa diterjemahkan di lapangan oleh kepala daerah, termasuk dari PKS dengan tujuan memberikan kesejahteraan bagi rakyat di daerah,” kata Bang Zul.
Bang Zul turut menyinggung kepala daerah harus memiliki kecerdasan dalam menghadapi arus investasi. Dan Pemerintah pusat harus juga cerdas dan paham menghadapinya.
“Kalau bentuk investasi turn key project, tentu akan beda dengan proyek yang menyertakan alih tehnologi atau penyertaan tenaga kerja lokal. Kita banyak belajar dari paparan Gubernur Lemhanas hari ini,” ujarnya.
Gubernur Lemhanas RI Andi Widjajanto menyambut baik kedatangan semua kepala daerah dan wakil kepala daerah anggota PKS untuk memperkuat soliditas, peningkatan kapasitas, dan memperluas wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional serta strategi pembangunan berkelanjutan
Secara khusus, Andi juga menyampaikan beberapa succes story program-program investasi internasional yang berhasil dibangun di daerah. Ia mencontohkan wilayah Morowali misalnya.
“Investasi di Morowali bisa menaikkan pertumbuhan daerahnya hingga 68 persen, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu yang menarik adalah pelibatan mitra lokal dengan kepemilikan mayoritas. Sehingga investasi di daerah benar-benar dirasakan manfaatnya oleh publik,” kata Andi.
Andi juga menambahkan di era teknologi hari ini, muncul inflasi tambahan berupa digital inflation, green inflation dan disruption inflation.
“Perubahan-perubahan ini memerlukan biaya penerapan di awal yang mengakibatkan inflasi sehingga memang hubungan pemerintah pusat dan daerah itu haris kuat untuk menopang pembangunan di era inflasi baru yang hadir saat ini. Di samping itu Andi juga mengingatkan adanya tantangan ke depan misalnya dampak adanya teknologi AI ( artificial intellegent) dan quantum Computing,” katanya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"