KONTEKS.CO.ID – Keluarga besar TNI diharapkan jaga netralitasnya pada Pemilu 2024. Jika TNI dan Polri netral, Pemilu 2024 akan berlangsung aman.
Hal itu disampaikan Menko Polhukam Mahfud MD. Dia berpesan TNI dan Polri harus netral. Sebab dengan begitu Pemilu 2024 akan aman.
“Tadi saya sama Pak Panglima berbisik, ini kan yang penting TNI dan Polri tetap pada posisi netral. Insyaallah ini akan aman. Posisi netral terutama di dalam menjaga apa, lalulintas digital yang banyak memprovokasi di tengah-tengah masyarakat yang secara digital belum terliterasi, tingkat literasinya rendah, nah ini yang harus dijaga oleh TNI,” ujar Mahfud MD dalam sambutannya saat acara Pengarahan Gerakan Literasi Digital di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa 13 Juni 2023.
Mahfud MD menyampaikan pesan khusus kepada TNI menjelang Pemilu 2024 agar netralitas TNI mulai dari purnawirawan hingga keluarga dijaga karena berpengaruh dan penting terhadap kelancaran pemilu.
“Pesan khusus untuk bapak-bapak TNI peran penting TNI di dalam pemilu, kami titip. Pemilu tahun 2024 sudah di depan mata, tinggal delapan bulan atau tujuh setengah bulan dari sekarang. Ini akan panas situasinya, sehingga diharapkan di sini agar netralitas prajurit TNI dan keluarga besar TNI yang terdiri dari istri, suami, anak dan para purnawirawan untuk menjadi pondasi utama bagi TNI dalam menjalankan peran penting dalam melancarkan proses pemilu dan memastikan bahwa pemilu itu aman bagi pemilih,” kata Mahfud.
Mantan Ketua MK menyampaikan situasi saat ini menjelang Pemilu 2024 kondusif dan aman. Mahfud menyebut hal berbeda terjadi saat Pemilu 2009 yang sempat panas tiga tahun sebelum pemilu berlangsung dengan perang SARA, rasis hingga politik identitas.
“Tadi saya bicara pada Pak Panglima itu, situasi sekarang kondusif. Karena kan ini banyak orang, ‘Ini akan ada perang, ada ini’ panas? Saya bilang ndak. Pemilu tahun 2019 yang begitu panas itu, itu sudah dimulai panasnya tahun 2016, 4 November 2016 yang mengepung Istana kemudian disusul dengan gelombang-gelombang berikutnya dengan konflik apa, pesan SARA, perang SARA, rasis, politik identitas dan berpuncak lahirnya 212 lalu Pemilu 2019,” kata Mahfud. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"