KONTEKS.CO.ID – Tragedi Kanjuruhan Malang yang mengakibatkan 131 orang meninggal dunia akan selalu mengingatkan kita, bahwa tidak ada sepak bola yang seharga nyawa manusia. Keadaan ini membuat jutaan suporter sepak bola menununjukan simpati dan empati dengan hastaq #SepakatDamai.
Seperti yang tergambarkan di halaman parkir Stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta pada Selasa, 5 Oktober 2022. Dimana ribuan suporter berbagai klub sepak bola se-Pulau Jawa berkumpul dan bersempakat untuk damai untuk bersimpati demi kejadian yang menimpa saudara mereka suporter Arema FC yang meninggal di areal Stadion Kanjuruhan akibat tindakan petugas keamanan.
Mereka yang merupakan pendukung dari beragam klub berkumpul mendoakan para korban. Pertemuan mereka dimulai dengan salat gaib dan dilanjutkan dengan doa bersama bagi para korban meninggal di Kanjuruhan.
Hampir sebagian besar dari mereka adalah pendukung klub Liga Indonesia. Mereka menyalakan lilin serta cahaya gawai sebagai simbol perdamaian.
“Kita akan membuat sejarah bahwa kita suporter yang hadir pada malam hari ini akan menghentikan semua kebencian-kebencian yang ada dalam hati kita,” kata Presiden Brajamusti Yogyakarta, Muslich Burhanuddin, saat melakukan orasi.
Hal serupa juga dilakukan ribuan suporter Persebaya atau Bonek yang menggelar doa bersama di Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Senin malam, 3 Oktober 2022. Mereka meyakini bahwa kemanusiaan di atas segala.
Karena itu, mereka melakukan doa bersama untuk saudara mereka suporter Arema FC atau Aremania. Mereka sepakat melupakan rivalitas dan mengikat rasa kebersamaan demi mengedepankan empati terhadap kejadian Tragedi Kanjuruhan.
“Mohon keikhlasan dari sedulur semua, kita berdoa untuk saudara kita di Kanjuruhan, Malang. Semoga Allah menerima ibadah dan amal mereka. Mulai hari ini kita singkirkan rivalitas, dan di sini kita berkumpul dalam satu bingkai NKRI. Salam satu nyali,” kata Gozali atau Cak Cong yang merupakan salahsatu dedengkot Bonekmania.
Secara resmi, official Persebaya dalam akun twiiter mereka juga mengunggah komitmen untuk perdamaian. Kejadian di Kanjuruhan, memutuskan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk berdamai.
“Nawaitu Perdamaian.. Kami manajemen Persebaya, bersama seluruh barisan, pelatih, pemain, staf, juga bersama teman-teman suporter Persebaya, pertama-tama ingin mengucapkan belasungkawa sebesar-besarnya terhadap seluruh korban dan keluarga atas tragedi di Kanjuruhan” dalam postingannya, akun ini mengunggah foto ilustrasi dengan tulisan ‘Time For Peace’.
Azrul Ananda, perwakilan keluarga pemegang saham Persebaya, juga telah berkomunikasi langsung dengan Presiden Klub Arema Gilang Widya Permana, untuk membahas hubungan kedua pihak ke depan. Teman-teman Bonek juga sudah berhubungan dengan teman-teman Aremania.
Nawaitu-nya sama, untuk mengakhiri segala permusuhan, dan mengawali serta membina hubungan yang lebih baik ke depannya.
Kami juga sudah sepakat untuk melakukan pertemuan, antara Bonek dan Aremania, manajemen Persebaya dan Arema, untuk membahas niatan baik itu lalu mewujudkannya dalam program-program dan kegiatan yang konkret.
Semoga segala niat dan tujuan baik dari kedua pihak ini bisa dipahami dan didukung oleh sebanyak mungkin teman-teman, kalau memang belum bisa semuanya. Karena bagaimana pun, persaingan hanyalah 90 menit di lapangan, sebelum dan sesudahnya kita semua adalah saudara.
Suporter PSIM Yogyakarta dan Persis Solo juga sepakat damai. Komitmen mereka tidak lain dan tidak bukan demi mengedepankan rasa kemanusian dan empati mereka untuk suporter Arema FC korban Tragedi Kanjuruhan.
“Tanpa sedikitpun mengesampingkan tragedi di Stadion Kanjuruhan, ini menjadi hal positif ke depan. Rivalitas yang cukup lama antara Solo dan Jogja, ini akan kita bangun kembali untuk hal-hal yang positif,” kata Presiden Pasoepati, Maryadi Gondrong.
Sebagai bentuk empati, dua pentolan The Jakmania dan Persib Bandung pergi bersama menuju Malang Jawa Timur. Diky Soemarno (The Jakmania) dan Tobias Ginanjar (Bobotoh) akan menyampaikan langsung ucapakan duka kepada suporter Arema FC.
Kebersamaan Tobias dan Diky jadi gambaran bahwa rivalitas panas Bobotoh dengan The Jakmania tidak ada. Dalam suasana duka tragedi Kanjuruhan, tentu akan muncul harapan bersatunya seluruh kelompok suporter di Indonesia.
Diperkiraan jutaan suporter akan berkumpul di Stadion Kanjuruhan Malang pada Jumat malam, 7 Oktober 2022, untuk memperingati 7 hari Tragedi Kanjuruhan. Mereka akan berkumpul di pintu 13 tempat paling tragis dimana banyak korban berjatuhan dalam Tragedi Kanjuruhan.
Rencananya akan dilakukan aksi solidritas dengan membagikan snack dan air mineral untuk sanak saudara yang hadir dalam acara tahlil 7 hari.
Hampir semua suporter dari seluruh Indonesia sepakat untuk berdamai. Mereka akan menyatukan kekuatan untuk mengawal secara bersama Tragedi Kanjuruhan. Bila apa yang mereka harapkan untuk pengusutan dan ivestigasi dalam tragedi itu tidak berjalan dengan maksimal, mereka akan turun ke jalan, mereka akan menunjukan kekuatan suporter untuk menuntut para stakholder olahraga bertanggung jawab atas kejadian ini.
Sembilan Tuntutan ‘Aremania Menggugat’ Tragedi Kanjuruhan
Reporter setia Arema FC, mengajukan sembilan tuntutan ‘Aremania Menggugat’ terkait dengan tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menyebabkan 131 orang meninggal dunia. Aremania akan menempuh jalur hukum bila keinginan mereka tidak segara ditanggapi. Mereka memberi waktu selama 3×24 jam.
Mereka bersama dengan Tim Pendampingan Bantuan Hukum Aremania ini berkedudukan di Jalan Kembang Kertas IV Kav. 09, Jatimulyo, Lowokwaru, Kota Malang.
Sembilan tuntutan itu adalah:
1. Mendesak Presiden Republik Indonesia, Menpora RI, Kapolri, Panglima TNI, DPR RI, Ketua PSSI, Direktur PT LIB, Manajemen Arema FC, dan Panitia pelaksana pertandingan, untuk meminta maaf secara terbuka melalui media nasional dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari setelah somasi terbuka ini disampaikan.
2. Menutut adanya pernyataan secara terbuka dari pihak pengamanan dan penyelenggara melalui media bahwa timbulnya korban jiwa di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang adalah murni kesalahan penyelenggara maupun satuan pengamanan dalam jangka waktu (3) hari setelah somasi terbuka disampaikan.
3. Menutut penetapan tersangka kepada para pelaku dalam jangka waktu (3) hari sejak somasi terbuka ini disampaikan.
4. Menutut adanya pertanggungjawaban hukum secara perdata maupun pidana oleh pihak-pihak terkait.
5. Menutut pihak penyelenggara dan perangkat pertandingan, untuk memastikan adanya jaminan (asuransi) terkait dengan hak-hak para korban baik yang meninggal dunia maupun yang luka-luka.
6. Menjamin tidak akan terulangnya kembali tindakan represif aparat keamanan terhadap penanganan kerumunan suporter di dalam stadion dengan melanggar berbagai peraturan perundang-undangan, khususnya implementasi prinsip HAM.
7. Mendesak Negara, dalam hal ini direpresentasikan melalui institusi negara, seperti Komnas HAM, Kompolnas, POM TNI, dan lainnya, untuk segera melakukan transparasi penyelidikan independen, untuk memeriksa dugaan pelanggaran HAM oleh aparat keamanan, dugaan pelanggaran profesionalisme dan kinerja anggota kepolisian dan TNI yang bertugas di lapangan.
8. Mendesak Presiden, Kapolri dan Panglima TNI untuk melakukan evaluasi menyeluruh atas tragedi yang terjadi yang memakan korban jiwa baik dari massa suporter maupun anggota kepolisian.
9. Mendesak dilibatkannya Tim Pendampingan Bantuan Hukum Aremania dalam segala proses investigasi tragedi kemanusiaan 01 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"