KONTEKS.CO.ID – Muhammad Fajri (26), pria obesitas asal Tangerang dengan berat 300 kilogram meningal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Fajri meninggal setelah menjalani perawatan selama dua pekan. Dia meninggal dunia akibat syok sepsis atau kondisi yang ditandai dengan terganggunya aliran darah akibat infeksi.
Selama peawatan, Fajri ditangani tim dokter multidisiplin RSCM yang terdiri atas dokter ahli perawatan intensif (intensivis), paru, jantung, pencernaan, syaraf, kulit, bedah pembuluh darah, gizi, rehabilitasi medik, dan tenaga kesehatan lainnya.
Dokter Spesialis Anestesi RSCM, dr. Sidharta Kusuma Manggala mengatakan, saat tiba di RSCM, Fajri telah mengalami
infeksi pada kakinya yang cukup berat. Kemudian juga ada infeksi pada bagian paru-paru. Sejumlah infeksi ini kemudian menimbulkan kejadian yang umum disebut syok sepsis.
Dengan syok sepsis ini, Fajri kemudian mengalami gagalan organ. Mulai dari kegagalan pada organ jantung, dan ganguan pada pembuluh darahnya. Akibatnya, tekanan darahnya yang turun memicu masalah pada ginjalnya.
Tentu semua itu akibat dari komorbid yang dialaminya. Terutama obesitas morbid yang dialami Fajri yang sejak awal berisiko tinggi memicu syok sepsis akibat daya tahan tubuh makin melemah.
“Jadi super tidak normal. Jadi, memang benar-benar berat. Kemudian, akibat kormobid itu maka gampang sekali terjadi infeksi,” ujar dr. Sidharta.
Dari RSUD Kota Tangerang Dirujuk ke RSCM
Karena tak memiliki peralatan lengkap untuk merawat Fajri dengan bobot tubuh mencapai 300 kilogram, RSUD Kota Tangerang kemudian mengirim Fajri ke RSCM.
Pria warga RT 05/02, Pedurenan, Karang Tengah, Kota Tangerang, itu terpaksa harus dievakuasi mengunakan forklift untuk mengangkat tubunya dari dalam rumah ke mobil ambulans.
Petugas BPBD pun membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk membawa MF ke RSUD Kota Tangerang. Petugas terpaksa membongkar pintu rumah Fajri untuk melakukan evakuasi.
Saat berada di RSCM, Fajri langsung ditangani dokter spesialis Anestesiologi dan perawatan intensif, Respirologi, Endokrin-Metabolik, Gastro-Enterologi, Kardiologi.
Kemudian juga dokter Ilmu Penyakit Dalam, Bedah Digestif, Bedah Vaskuler, Urologi, Neurologi, Psikiatri, Dermatologi Venerologi, Rehabilitasi Medik, Gizi Klinik dan tim nakes lainnya. Fajri harus dibantu dengan alat bantu napas atau ventilator.
Fajri Sempat Alami Gagal Napas
Sejumlah tindakan dilakukan dokter RSCM terhadap Fajri karena sempat mengalami gagal nafas. Dokter memberikan ventilasi mekanik menggunakan ventilator untuk membantu pernapasan sementara.
Selain itu, ada luka kulit di tubuh Fajri. Ini terjadi karena dia sudah lama tidak bergerak akibat bobot tubuhnya. Karena itu, membuat kulitnya terluka.
Karena lama tidak bergerak, sirkulasi darah di tubuhnya tidak lancar sehingga menimbulkan gumpalan.
Karena mengalami statis melambat, menimbulkan gumpalan-gumpalan. Mulai dari kaki, betis dan sejumlah bagian tubuh lainnya.
Operasi bariatric bisa menjadi jalan keluar atau prosedur medis yang dirancang untuk membantu individu yang menderita obesitas dalam mengatasi komplikasi kesehatan.
Tindakan ini untuk mengatasi penumpukan berlebihan jaringan lemak dalam tubuh.
Operasi bariatric membantu individu mengurangi berat badan secara signifikan.
Tapi apa yang dialami Fajri sudah sangat parah. Dia meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada Kamis dini hari, 22 Juni 2023.
Selama berada di RSCM, belum ada perubahan yang signifikan selama satu minggu dirawat. Fajri dirawat intensif di ruang isolasi, di bawah tanggung jawab dokter spesialis bedah digestif dan vaskuler.
Meninggal Karena Alami Infeksi Multiple
Fajri meninggal dunia lantaran mengalami infeksi multiple. Para dokter sudah mengoptimalkan segala upaya untuk perawatan Fajri agar kembali stabil.
Sementara, tim dokter menemui kendala selama perawatan pasien karena ukuran dan berat badannya.
Adapun pemulasaraan jenazah dilakukan mulai pukul 03.45 hingga pukul 05.00 WIB oleh tim pemulasaraan jenazah Instalasi Forensik dan Pemulasaraan Jenazah RSCM yang terdiri dari 18 orang. Jenazah dimandikan dan dikafankan secara muslim.
Saat dievakuasi untuk menggalkan RSCM, petugas juga terpaksa menggunakan forklip. Evakuasi ini bahkan dibantu tim Basarnas.
Sebanyak 11 anggota Basarnas berusaha keras untuk mengeluarkan jenazah Fajri dari tempat tersebut. Mereka melilitkan tambang ke alat berwarna orange itu guna memudahkan proses pemindahan Fajri. Jenazah Fajri kemudian dibawa dengan mobil ambulans menuju TPU Menteng Pulo untuk dimakamkan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"