KONTEKS.CO.ID – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau sering disapa Bamsoet bertemu dengan Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Federasi Rusia H.E. Valentina Matvienko. Dalam pertemuan tersebut Bamsoet mengapresiasi sikap Rusia yang siap membuka dialog perundingan dengan Ukraina untuk menghentikan perang.
“Posisi Indonesia bagi Rusia sangat penting. Indonesia dinilai sebagai mitra kunci bagi Rusia di kawasan Asia Pasifik. Rusia juga menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Sebagai sahabat, Indonesia berharap agar konflik militer Rusia – Ukraina bisa segera berakhir, dan dunia bisa kembali pulih,” kata Bamsoet di gedung parlemen, Jakarta, Kamis 6 Oktober 2022.
Politikus partai Golkar ini menjelaskan, kedekatan Indonesia dengan Rusia terjalin sejak tahun 1956. Keberadaan Gedung Nusantara di Komplek MPR/DPR/DPD RI, dibangun atas gagasan Presiden Soekarno untuk menyelenggarakan CONEFO (Conference of the New Emerging Forces), dimana Rusia yang saat itu masih menjadi Uni Soviet, termasuk yang mendukung gagasan Presiden Soekarno dalam New Emerging Forces.
“Keberadaan komplek Stadion Gelora Bung Karno (GBK) juga tidak lepas dari peran Presiden Uni Soviet Nikita Khrushchev yang mengirimkan para insinyur dan teknisi dari Uni Soviet untuk membantu merancang dan membangun Stadion GBK,” ungkapnya.
“Tidak heran jika di Rusia juga terdapat stadion yang menyerupai GBK, yakni Stadion Luzhniki yang terletak di Luzhniki, Moskwa,” tambahnya.
Karena itu, sebagai sahabat baik, Indonesia selalu berharap Rusia bisa segera menyelesaikan konflik militer dengan Ukraina secepat mungkin.
“Sehingga kita bisa bersama-sama membantu pemulihan dunia yang masih menghadapi resesi pasca pandemi Covid-19,” ujarnya.
Selain itu Rusia juga menawarkan kepada Indonesia untuk membeli minyak mentah dari mereka dengan harga yang jauh lebih murah dibanding harga pasar. Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo, Indonesia selalu memantau berbagai opsi yang ada.
“Bagi Indonesia, Rusia merupakan pasar potensial sekaligus mitra dagang utama. Indonesia dan Rusia telah menargetkan agar nilai perdagangan kedua negara bisa mencapai USD 5 miliar dengan peningkatan Status Kemitraan Strategis. Beberapa komoditas Indonesia yang potensial untuk diekspor ke Rusia antara lain kopi, teh, rempah rempah, dan buah-buahan tropis,” ungkapnya.
“Komoditas minyak sawit (CPO) mendominasi struktur ekspor Indonesia ke Rusia sebesar 33 persen dalam 5 tahun terakhir. Market share kelapa sawit Indonesia di Rusia mencapai 93 persen dari total impor sawit Rusia pada tahun 2020 atau 863 ribu ton dengan nilai USD 656 juta,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"