KONTEKS.CO.ID – Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, menyebar 476 ekor sapi dan kambing ke sejumlah satuan wilayah (satwil) dan pondok pesantren pada Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah/ 2023. Hewan kurban yang diserahkan terdiri dari sapi dan kambing, untuk dibagikan kepada masyarakat.
“Bapak Kapolri menyerahkan 476 ekor sapi dan kambing yang disembelih di satwil dan pondok pesantren,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen. Ahmad Ramadhan pada Kamis, 29 Juni 2023.
Sementara Kepala Biro Perawatan Personel SSDM Polri Brigjen Anwar menerangkan, secara keseluruhan hewan kurban yang terkumpul sebanyak 9.300. Rinciannya, 37 dipotong di Masjid Mabes Polri dan sisanya di satker jajaran beserta pondok pesantren.
“Diperuntukkan kepada Asrama Polri dan pondok pesantren, personel di polda dan polsek, serta masyarakat,” katanya.
Tak hanya menyerahkan hewan kurban, Jenderal Sigit juga membagikan rendang 10 ton yang akan diantar oleh motor Bhabinkamtibmas dan mobil patroli perintis Presisi bersamaan dengan melepas 77 mobil kendaraan terbuka yang berisi sapi.
Pemotongan Hewan Kurban Penanda Ketakwaan
Pemotongan hewan kurban saat Hari Raya Idul Adha dapat menjadi pengukur puncak ketakwaan umat Islam. Hal ini disampaikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Asep Saepudin Jahar, selaku khotib salat di Mabes Polri pada Kamis, 29 Juni 2023.
ia menyampaikan yang sampai kepada Allah dalam sembelihan hewan kurban bukan darah atau daging kurban, tetapi takwa. Artinya, seberapa tinggi keikhlasan dan kepatuhan kita dalam menjalankan perintah ini.
“Peristiwan Qurban Ismail menjadi pelajaran penting bagi kita untuk memulai Pendidikan Tauhid dari rumah tangga,” ujarnya.
Ditambahkan, rumah adalah awal dan tolok ukur kesuksesan seseorang menempa Tauhid anak. Terlebih, di jaman yang modern ini, kedekatan dengan keluarga diuji dengan kecanggihan teknologi dan kerap menjadi musibah tanpa disadari.
“Seberapa sering kita mengajak anak-anak kita mengaji, salat bareng atau bahkan seberapa sering kita ketemu anak dan ngobrol bercengkrama hal-hal yang sepele hingga hal-hal yang serius,” jelasnya.
Diingatkannya, mendidik anak dalam masalah ketauhidan untuk dunia menjadi kerja keras belakangan ini. Pergaulan bebas, narkoba, informasi dan tontonan tidak mudah lagi disensor.
Ketauhidan seorang anak, ujarnya, menjadi yang lebih berharga dibandingkan dengan harta. Oleh karenanya, ia berharap para hadirin sala Iduladha pagi ini di Lapangan Bhayangkara Polri dapat mencontoh Nabi Ibrahim yang merelakan anaknya untuk disembelih.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"