KONTEKS.CO.ID – Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dianggap tidak memiliki manajemen kepemimpinan yang baik selama menjabat sebagai ketum.
Menurut sejumlah senior Partai Golkar yang menyatakan sebagai eksponen pendiri Partai Golkar, merasakan bahwa Airlangga hanya mementingkan orang-orang di sekitarnya saja.
“Kalau yang bukan kliknya, yang sudah berbeda itu dia musuhi, dia singkirkan. Dia tidak pakai, dia tidak kasih kesempatan. Itu kurang baik. Ini tidak boeh terjadi di dalam Partai Golkar,” kata Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri (Soksi) Lawrence TP Siburian, dalam keterangan pers di Hotel Sultan, Jakarta, pada Rabu, 12 Juli 2023.
Selain mengenai kepemimpinan, Airlangga Hartarto juga bersama dengan manajemen dan pengaturan waktu karena rangkap jabatan sebagai ketua umum dan menteri. Selama ini kepemimpinan Airlangga Hartato dianggap sangat biasa saja.
“Begitu-begitu saja, tidak diberikan satu waktu yang serius, apalagi dia sudah diputuskan sebagai calon presiden. Dan yang paling sedih, masih mengatakan koalisi ini koalisi itu. Padahal kita sudah mengetahui juga, capres itu ada tiga, Pak Ganjar Pranowo, Pak Prabowo, Pak Anies Baswedan. Partai yang ada sudah terbagi habis ke calon-calon presiden ini,” katanya.
Terkait koalisi, menurut Lawrence partai yang belum berkoalisi hanya tersisa PAN, dan sudah dapat dibaca arah koalisi partai itu. Selain itu, dari elektabilitas, Airlangga hanya 1 persen.
“Untuk menang itu harus 50 plus 1. Sekarang partai mana yang mau berkoalisi dengan Partai Golkar yang elektabilitasnya (Airlangga) hanya 1 persen,” katanya.
“Kita yang waras, yang sehat, yang bisa berfikir, kita ini dianggap orang bodoh. Tidak berhitung, tidak mengerti politik. Jadi kalau begitu motifnya apa, Pak Airlangga hanya mengulur-ngulur waktu saja sampai waktunya habis, supaya dia selamat. Tunggu dulu, beliau diputuskan dalam munas dan rapim capres dan cawapres, maka kita akan menuntut pertanggungjawaban,” katanya.
Kata Lawrence, dengan masalah yang terjadi saat ini, Airlangga terkesan membuang badan dan lepas dari tanggung jawab. Airlangga tidak bisa mensepelekan masalah ini.
“Dia harus tanggung jawab. Apalagi dalam rapimnas kemarin, Pak Airlangga dapat mandat untuk memilih capres cawapres dan membentuk koalisi. Itu sudah tidak benar, “ katanya lagi.
Ditegaskan lagi, bahwa Airlangga telah melanggar konstitusi partai dan harus bertanggung jawab. Apalagi terkait dengan penetapan dirinya sebagai calon presiden.
“Jadi ini juga hal yang perlu kita kritisi. Dan ini kita amati sudah cukup lama. Jadi bukan satu dua hari,” ujarnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"