KONTEKS.CO.ID – Pegiat media sosial yang juga loyalis Ganjar Pranowo, Chusnul Chotimah meminta Menko Polhukam Mahfud MD dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, segera memproses dugaan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) oleh Rocky Gerung.
Chusnul Chotimah mendesak Jenderal Listyo dan Menko Polhukam Mahfud MD untuk mundur bila tidak mampu memproses penghinaan oleh Rocky Gerung.
Dalam video pendek yang tersebar di media sosial, Rocky Gerung menyebut Presiden Jokowi bajingan yang tolol dan pengecut.
“Rocky Gerung menyebut Presiden @jokowi bajingan yang toloI dan bajingan pengecut. Kalau ini tidak ada tindakan, sebaiknya kalian semua mengundurkan diri aja pak @mohmahfudmd @ListyoSigitP @DivHumas_Polri,” kata Chusnul Chotimah dalam unggahannya di Twitter, sejak Minggu, 30 Juli 2023.
Menurut Chusnul Chotimah, apa yang disampaikan Rocky Gerung sudah sangat kelewatan. Jelas ada penghinaan terhadap kepala negara, karena itu dia meminta Jenderal Listyo dan Menko Polhukam Mahfud MD untuk bertindak.
“Ini sudah kelewatan, Kepala Negara dikata-katain seperti ini masa kalian diam aja!!!,” katanya.
Rocky Gerung dalam acara Aliansi Aksi Sejuta Buruh Siap Lawan Omnibus Law menyindir keras Presiden Jokowi. Disebut Rocky Gerung kalau Jokowi berusaha keras untuk mempertahankan legacynya.
“Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya, dia jadi rakyat biasa. Nggak ada yang peduli nanti. Tetapi ambisi Jokowi adalah mempertahankan legacynya tuh,” kata Rocky.
“Dia masih pergi ke China. Dia nawarin IKN. Dia masih mondar-mandir dari koalisi ke koalisi lain. Untuk mencari kejelasan nasibnya tuh. Dia memikirkan nasibnya sendiri. Dia nggak pikirin nasib kita,” ucapnya.
“Itu bajingan yang tolol. Kalau dia bajingan yang pinter. Dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat. Tapi bajingan yang tolol itu sekaligus bajingan yang pengecut. Ajaib, bajingan tapi pengecut. Jadi teman-teman kita harus lantangkan ini,” katanya lagi.
Lanjut Rocky terlihat juga memberikan semangat kepada Aliansi Aksi Sejuta Buruh Siap Lawan Omnibus Law. Rocky Gerung percaya aksi buruh adalah panggilan sejarah. Katanya, lebih baik membuat macet jalan tol, ketimbang macet pada jalan pikiran.
“Saya percaya bahwa 10 Agustus nanti akan ada kemacetan di jalan tol. Bukan saya percaya, saya inginkan. Lebih baik macet di Jalan Tol daripada di jalan pikiran. Kita perlukan itu. Sejarah menunggu kita. Dan siapa yang dipanggil sejarah, dia mesti mewakafkan waktu dan tenaganya. Untuk memungkinkan sejarah itu menempuh jalurnya sendiri,” jelasnya.
Menurut Rocky Gerung, saat ini tidak akan ada perubahan tanpa gerakan. “Saya bisa kasi kritik macam-macam. Tapi kekuasaan hanya bisa berubah kalau ditandingi oleh massa. Kekuasaan selalu takut kepada massa. Sejarahnya begitu. Sunnatullahnya begitu,” katanya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"