KONTEKS.CO.ID – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berharap duet Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Pilpres 2024 akan diumumkan pada bulan ini.
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menjelaskan, lewat rapat pleno pengurus pusat partai resmi memutuskan Cak Imin dipingit mulai hari hari ini, Senin (19/6/2023).
Pingitan itu, lanjutnya, untuk menyiapkan Cak Imin maju pada Pilpres 2024. Oleh sebab itu, Jazilul mengatakan PKB berharap Cak Imin segera diumumkan menjadi cawapres untuk mendampingi Prabowo pada bulan ini.
Apalagi, lanjutnya, Juli merupakan perayaan Hari Raya Idul Adha menjadi pilihan hari yang baik untuk membuat pengumuman.
“Ini bulan baik memang. Makanya dipingit dulu. Mudah-mudahan begitu [Cak Imin diumumkan jadi cawapres bulan ini],” jelas Jazilul di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Senin (19/6/2023).
PKB dan Partai Gerindra memang sudah membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) sejak Agustus 2022. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diyakini akan menjadi capres usungan KKIR
Sedangkan PKB terus mendorong Muhaimin Iskandar jadi cawapres. Jazilul menjelaskan, Cak Imin ibarat pengantin jelang Pilpres 2024. Dalam tradisi Jawa, seorang pengantin harus dipingit untuk bersiap dipinang.
Empat Alasan Prabowo Harus Pilih Cak Imin
Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda menjelaskan, setidaknya ada empat alasan mengapa Prabowo harus memilih Cak Imin jadi wakilnya di Pilpres 2024.
Pertama, Prabowo-Cak Imin saling melengkapi kelemahan suara masing-masing.
“PKB adalah partai politik yang memenangkan Pemilu 2019 di Jawa Timur dan pemenang kedua di Jawa Tengah. Saat yang sama, Gerindra pemenang di Jawa Barat dan Banten, jadi dua-duanya saling melengkapi,” jelas Huda dalam Talkshow PKB Mendengar di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2023).
Kedua, PKB dan Gerindra juga sama-sama saling membutuhkan. Menurut Huda, dari sembilan partai politik parlemen hanya PKB dan Gerindra yang tak punya faksionalisasi di internalnya. Sejak jadi ketua umum partai,
Cak Imin jadi satu-satunya sosok sentral di PKB. Begitu juga Prabowo sebagai pendiri dan ketua umum di Gerindra. Sehingga, setiap kader PKB dan Gerindra akan tegak lurus ikuti instruksi Cak Imin dan Prabowo.
“Artinya pada sisi kesehatan politik partai, PKB-Gerindra yang paling sehat. Itu yang saya sebut satu-satunya koalisi yang paling sehat menghadapi Pemilu 2024,” ujar Huda.
Ketiga, Huda mengutip perkataan Gus Dur yang sempat menyatakan Prabowo akan menjadi presiden di hari tua karena punya sifat yang ikhlas.
Dia pun meyakini orang ikhlas harus berpasangan dengan orang baik bukan orang yang pragmatis. Menurutnya, Cak Imin tak punya kepentingan lain selain mengurusi pesantren dan warga Nahdlatul Ulama (NU).
“[Cak Imin] enggak ada kebutuhan menginvestasikan apa, enggak ada, membesarkan perusahaan apa, enggak ada. Jadi sekali lagi kalau orang berkarakter, bersifat ikhlas, baru akan jadi kalau ketemu dengan orang baik, dan ketemu orang baik menurut saya Gus Imin dan Partai Kebangkitan Bangsa,” jelas Huda.
Keempat, Huda meyakini Pemilu 2024 akan terjadi polarisasi yang besar. Oleh sebab itu, lanjutnya, warga NU akan kembali mendukung PKB. Dia pun meyakini Prabowo harus memilih wakil yang merepresentasi ideologi Islam.
“Kalau Prabowo mengambil lagi figur yang pragmatis, artinya dia mengulangi pola lama yang dua kali kalah. Saya meyakini Prabowo hanya akan menang kalau didampingi oleh sosok dan kekuatannya ideologis dan itu Gus imin dan Partai Kebangkitan Bangsa,” tutupnya.
Sebagai informasi, PKB dan Gerindra sudah membentuk koalisi sejak medio Agustus 2022. Meski sudah hampir setahun berkoalisi namun mereka belum menentukan siapa capres-cawapres yang akan diusung di Pilpres 2024.
Gerindra sendiri sudah mengusung ketua umumnya Prabowo Subianto jadi capres. Sementara, PKB ingin ketua umumnya Muhaimin Iskandar alias Cak Imin setidaknya jadi cawapres.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"