KONTEKS.CO.ID – BMKG memprediksi tahun 2023 Indonesia akan mengalami kekeringan yang diakibatkan oleh musim kemarau kering yang lebih parah dibanding tahun 2020 hingga 2022.
Puncak musim kemarau, prediksi BMKG berlangsung pada pertengahan bulan Agustus hingga September 2023.
Kemarau tahun 2023 dipengaruhi fenomena El Nino dari Samudera Pasifik yang bersamaan dengan fenomena Indian Ocean Dipole Positive dari Samudera Hindia.
Sehingga mengakibatkan awan-awan hujan seakan-akan bergeser ke wilayah kedua samudera.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati memaparkan lebih dari 60% wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau.
Sedangkan wilayah Indonesia yang telah mengalami kekeringan yaitu bagian khatulistiwa dan wilayah selatan, termasuk juga wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Nusa Tenggara.
Sebelumnya, BMKG sudah menghimbau masyarakat untuk mempersiapkan tabungan air guna menghadapi musim kemarau.
Sejak masih musim hujan di bulan Februari 2023, BMKG mengajak masyarakat untuk memanen air hujan sebagai persediaan saat kekeringan melanda.
Selain itu, BMKG, Pemda serta PUPR telah menyiapkan infrastruktur pengelolaan sumber daya air ketika musim hujan.
“Karena saat ini sudah memasuki musim kemarau himbauannya adalah menghemat air. Kemudian juga tidak melakukan pembakaran lahan dan hutan,” jelas Dwikorita.
Saat musim kemarau mudah terjadi kebakaran hutan akibat gesekan ranting dan udara yang sangat kering.
Petani juga dihimbau untuk beradaptasi dengan pola tanam guna meminimalisir gagal panen yang berakibat merugikan petani.
“Serta yang terakhir jangan dilupakan terus memonitor perkembangan informasi cuaca dan iklim dari aplikasi mobile phone infobmkg,” lanjut Dwikorita.
Melalui informasi dari aplikasi ini diharapkan masyarakat lebih cepat mendapatkan informasi terbaru.
Sebab bisa saja dalam kondisi kemarau terjadi fenomena lokal terjadinya hujan yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menampung air.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"