KONTEKS.CO.ID – Terduga teroris berinisial DE yang ditangkap Densus 88 di Bekasi ternyata karyawan BUMN yang bekerja di PT Kereta Api Indonesia Persero (PT KAI).
DE diketahui merupakan seorang pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial. DE ditangkap Densus 88 Antiteror pada Senin, 14 Agustus 2023.
Vice President PR KAI Joni Martinus mengatakan, kalau DE bertugas di Stasiun Jakarta Kota. Tapi dia memanstikan bahwa DE hanya staf biasa dan tidak memiliki jabatan penting.
“Pegawai tersebut bertugas di Stasiun Jakarta Kota. Staf biasa saja, tidak ada jabatan,” katanya.
Terkait dengan penangkapan ini, PT KAI akan mendukung upaya pemberantasan korupsi. Tindakan tegas tentu akan dilakukan bila ada karyawannya yang terbukti terlibat dalam aksi terorisme.
Selain rumah di kawasan Bekasi Utara, Densus 88 juga menggeledah rumah keluarga DE di wilayah Bandung, Jawa Barat.
Kapolda Metro Datangi Lokasi Penangkapan
Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, melakukan pengecekan langsung di lokasi penangkapan terduga teroris di Bekasi, Jawa Barat.
Dalam keterangan di lokasi, Kapolda menyampaikan bahwa ada 18 pucuk senjata, baik senjata pabrikan maupun airsoft gun yang sudah dimodifikasi yang disita dari lokasi.
Pendalaman telah dilakukan oleh Densus 88 untuk memastikan pemasok senjata kepada karyawan PT KAI tersebut.
“Ditemukan senjata api, dan betul-betul senjata api. Bukan senjata mainan. ada 18 puncuk ini masih campuran, ada senjata asli dan airsoft gun yang dimodifikasi jadi senjata api,” kata Irjen Karyoto.
DE Pendukung Aktif ISIS
Sementara itu, ditegaskan oleh Juru Bicara Densus 88 Polri, Kombes Aswin Siregar, bahwa DE adalah pendukung aktif dari ISIS.
“Awalnya yang bersangkutan pada tahun 2010 itu pernah bergabung dengan jaringan Mujahidin Indonesia Barat itu pimpinan WM, sudah pernah ditangkap,” kata Aswin Siregar.
Tapi setelah penangkapan WM, pengikutnya lalu bubar. Salah satunya adalah DE ini. Selama ini, DE aktif melakukan kampanye di sosial media.
“Pada 2014, DE pertama kali menyatakan baiat kepada amir ISIS. Dari situ mulai dia melakukan aktivitas-aktivitas persiapan-persiapan, jadi yang bersangkutan melakukan latihan kemudian melakukan pengumpulan peralatan-peralatan yang dibutuhkan,” katanya.
DE menurut Aswin, memang sangat aktif di sosial media sampai beberapa akun sebelumnya itu sudah di report dan ditutup oleh Facebook maupun YouTube, karena mempropaganda aksi terorisme. Tapi yang bersangkutan seperti biasa, berganti akun lagi kemudian dia memposting lagi secara lebih private.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"