KONTEKS.CO.ID – Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani menyatakan, Indonesia ke depan harus memiliki pemimpin yang kuat dengan memahami permasalahan substansi kerakyatan dan ancaman global. Menurutnya ancaman resesi dan perang nuklir saat ini harus disikapi dengan cermat, karena implikasi perang Rusia-Ukraina saat ini sudah melanda negara-negara Eropa Barat.
“Tanda-tanda krisis akibat resesi sudah terjadi di Inggris. Orang mulai antri buat makan. Di Kota London, semua makanan harganya naik 25 persen. Negara yang begitu luar biasa makmur dan kaya, tapi sekarang harga makanan sangat mahal,” kata Muzani, Rabu 12 Oktober 2022.
“Biaya listrik naik 70 persen, air bersih naik 50 persen. Dan di negara-negara Eropa Barat semua sekarang sedang menghadapi musim dingin. Supply gas yang selama ini dari Rusia sekarang ditutup,” tambahnya.
Saat sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Kota Gorontalo itu Muzani menegaskan, penting bagi Indonesia untuk bisa mengantisipasi dengan baik dari ancaman-ancaman resesi ini.
Sekjen partai Gerindra ini juga menyinggung persoalan tentang pujian International Monetary Fund (IMF), yang menyatakan ekonomi Indonesia adalah cahaya di tengah kegelapan. Menurutnya pujian tersebut cukup aneh dalam kondisi saat ini.
“Hati-hati terhadap pujian IMF. Kita punya pengalaman menghadapi krisis berat 98 dan menjadi krisis politik. Saat itu kita terlena dengan pujian IMF yang mengatakan fundamen ekonomi kita cukup kuat,” paparnya.
Muzani mengungkapkan ketika resesi 98 terjadi di Indonesia, hal tersebut terlebih dahulu terjadi di Thailand.
“Namun dalam hitung minggu usai IMF memuji kita, Indonesia mengalami hal yang sama dengan Thailand, bahkan lebih parah. Apa artinya? apa yang dikatakan IMF tidak relevan, jangan-jangan mereka memuji agar kita terlena,” ungkapnya.
Atas dasar itu, Partai Gerindra yang secara resmi telah mengusung Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 tegas.
“Mengatakan bahwa tugas utama Partai Gerindra adalah selalu mengutamakan keadilan dan kesejahteraan rakyat,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"