KONTES.CO.ID – Perubahan iklim yang terjadi secara global mempengaruhi mencairnya es yang ada di dunia baik di daerah kutub maupun puncak pegunungan, salah satunya yaitu salju abadi di Puncak Jaya, Papua.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dijelaskan bahwa salju abadi di Puncak Jaya, Pegunungan Cartenz, Papua terus mengalami pencairan dan menuju kepunahan.
BMKG bersama Ohio State University, Amerika Serikat telah melakukan riset analisis paleoklimat berdasarkan inti es dan mencatat bahwa gletser di Puncak Jaya mengalami pencairan masif setiap tahunnya.
Sejak 2010, saat riset ini dimulai pertama kali ketebalan es di Puncak Jaya masih mencapai 32 meter. Namun, akibat pemanasan global hingga 2015, laju penurunan ketebalan es mencapai satu meter per tahun.
Kondisi ini semakin parah pada tahun 2015 hingga 2016 ketika Indonesia mengalami fenomena El Nino dahsyat yang mengakibatkan gletser di Puncak Jaya mengalami pencairan hingga lima meter per tahun.
BMKG mencatat bahwa pada periode 2015-2022 ketebalan es yang mencair sebanyak 2,5 meter per tahun dan diperkirakan ketebalan es yang tersisa pada akhir 2022 hanya 6 meter.
Pada tahun 2022, tutupan es Puncak Jaya berada pada angka 0,23 km2 atau turun sekitar 15 persen dari lausan pada bulan Juli 2021 yang berada pada angka 0,27 km2.
“Fenomena El Nino tahun 2023 ini berpotensi untuk mempercepat kepunahan tutupan es Puncak Jaya,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati yang dikutip pada Rabu, 23 Agustus 2023.
Punahnya salju abadi Puncak Jaya akan berdampak signifikan pada seluruh aspek kehidupan yang berada di sekitar wilayah dan ekosistem salju abadi. Tidak hanya itu, hal ini juga akan berpengaruh pada meningkatnya kenaikan permukaan laut secara global.
Mitigasi bencana perubahan iklim perlu dilakukan secara serentak oleh berbagai kalangan baik masyarakat, sektor swasta, maupun pemerintah. BMKG menghimbau agar seluruh sektor saling bekerja sama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menciptakan energi terbarukan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"