KONTEKS.CO.ID – Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan Malang Mahfud MD mengungkap fakta lain di balik Tragedi Kanjuruhan.
Hal itu hasil investigasi yang ditemukan dan didapat TGIPF yang dipimpinnya. Menko Polhukam ini mengaku telah merekonstruksi 23 CCTV yang dimiliki aparat.
“Fakta yang kami temukan, korban yang jatuh itu, proses jatuhnya korban jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi maupun di media sosial,” kata Mahfud MD usai melaporkan kesimpulan dan rekomendasi TGIPF kepada Presiden Jokowi, Jumat 14 Oktober 2022.
Mahfud MD mengatakan, berdasar temuan TGIPF bahwa Tragedi Kanjuruhan sangat menerikan. Bukan hanya tembakan gas air mata belaka.
“Jadi itu lebih mengerikan dari sekedar semprot mati-semprot mati gitu. Ada yang saling bergandengan untuk keluar bersama. Satu bisa keluar, yang satu tertinggal, yang di luar balik lagi untuk menolong temannya, terinjak-injak mati,” kata mantan Ketua MK itu.
Selain itu ada juga yang memberikan bantuan pernafasan karena satunya sudau tidak bisa bernafas. Kemudian yang mati dan catat serta sekarang kritis dipastikan itu terjadi karena desak-desakan setelah ada gas air mata disemprotkan.
“Itu penyebabnya,” kata pria asal Madura ini.
Mahfud mengatakan, adapun peringkat bahaya racun pada gas itu sekarang sedang diperiksa oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), tetapi apapun hasil pemeriksaan dari BRIN itu tidak bisa mengurangi kesimpulan bahwa kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"