KONTEKS.CO.ID – Peluang Ganjar Pranowo memenangkan kontestasi Pilpres 2024 tergantung dari siapa sosok pendampingnya sebagai bakal calon wakil presiden (Bacawapres).
Kekinian, sejumlah nama muncul dan digadang-gadang sebagai pendamping Ganjar Pranowo sebagai Bacapres. Salah satunya mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menyebut, Ridwan Kamil memiliki peluang menjadi calon Wakil Presiden karena tiga hal.
“Pertama, karena asumsinya masih memiliki lumbung suara di Jawa Barat yang cukup besar,” ujar Ubedilah, saat berbincang dengan Konteks.co.id, pada Rabu 13 September 2023.
Kedua, lanjut Ubedilah, Ridwan Kamil memiliki kapasitas karena pernah menjabat Gubernur.
“Ketiga, karena memiliki partai politik papan atas yaitu Partai Golkar,” ujarnya.
Meski demikian, pria yang karib dapat sapaan Kang Emil itu punya satu kelemahan yang cukup fatal.
“Daya jangkau elektabilitasnya yang belum luas menjangkau provinsi di luar Jawa Barat sehingga Golkar masih mempertimbangkan Ridwan Kamil hanya untuk Calon Gubernur DKI Jakarta,” jelasnya.
Menurut Ubedilah, jika dalam beberapa pekan ke depan elektabilitas Ridwan Kamil meluas di banyak provinsi kemungkinan bisa dicalonkan sebagai pendamping Ganjar.
“Namun demikian masih ada tantangan psikologis politik yang cukup berat untuk Golkar dan PDIP,” ujarnya.
Musababnya, kata Ubedilah, Golkar dan PDIP pernah berseberangan dengan PDI sepanjang orde baru (1966-1998)
“Dalam 20 tahun terakhir pasca-reformasi Golkar sering bermain dua kaki. Misalnya pada pemilu tahun 2014 dan 2019 sebagian dukung Jokowi sebagian dukung capres yang lain,” tutur Ubedilah.
“Dengan watak politik semacam itu tentu mungkin saja tiba-tiba Ridwan Kamil menerima tawaran sebagai cawapres Ganjar,” imbuhnya.
Bersaing dengan Mahfud MD
Namun, Ridwan Kamil tidak mudah masuk menjadi Cawapres Ganjar lantaran ada pesaing berat yaitu Mahfud MD.
PDIP meyakini Mahfud MD sebagai kandidat cawapres yang mampu mengambil suara dari ceruk Nahdlatul Ulama (NU).
Selain itu, tradisi PDIP masih kuat dalam menentukan cawapres mengikuti cara berpikir Megawati yaitu mencari cawapres yang berlatar Islamis atau agamis yang berbasis NU.
“Dengan pertimbangan itu nampaknya Megawati akan lebih condong menerima Mahfud MD untuk menjadi cawapresnya Ganjar Pranowo,” ujarnya.
Selain itu, pertimbangan PDIP menganggap basis ceruk suara Mahfud di Jawa Timur mungkin masih tinggi.
“Tentu ini perlu ukuran melalui riset survei yang kredibel,” tandas Ubed.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"