KONTEKS.CO.ID – Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melihat bahwa Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berharap efek Jokowi atau “Jokowi’s effect”, setelah mengangkat Kaesang Pangarep jadi Ketua Umum PSI.
Menurut Denny JA, pengangkatan putra Jokowi itu sebagai Ketum PSI memang sedang hot. Kaesang yang belum berusia 29 tahun atau lahir 25 Desember 1994, mungkin akan dikenang menjadi salah satu ketua umum partai termuda dalam sejarah Indonesia.
“Ia pun juga belumlah tiga hari menjadi anggota PSI. Tak pula tercatat pengalamannya di bidang politik. Belum ada jabatan publik yang ia pernah diduduki. Juga belum ada jabatan teras partai politik yang ia pernah pimpin. Lalu mengapa pimpinan PSI memilihnya sebagai ketua umum? Jawabnya satu frase saja: berharap kepada Jokowi’s Effect. Efek Jokowi. Sekali lagi Efek Jokowi,” kata Denny JA dalam keterangan resmi pada Selasa, 25 September 2023.
Berdasarkan data survei LSI, sejak Mei sampai September 2023, dukungan terhadap PSI tidak pernah lebih dari dua persen saja. Bila ingin lolos ambang batas parlemen atau parlementary threshold, PSI membutuhkan dukungan minimal 4%. Berarti masih kurang 2% bila PSI ingin lolos dan memilik perwakilan di DPR.
“Sudah menjadi Informasi publik bahwa approval rating Jokowi, tingkat kepuasan publik kepada Jokowi cukup tinggi, sekitar 80%. Maka PSI berharap dengan manuver ini, memilih putra Jokowi sebagai ketum, PSI mendapatkan efek Jokowi. Dari pendukung Jokowi yang begitu besar, adalah yang mengalir kepada PSI, setidaknya dua atau tiga sampai lima persen,” katanya.
“Tambahan Jokowi’s Effect ini membuat PSI pun lolos ke DPR (minimal 4 % dukungan rakyat dalam pileg 2023). Terjadi perubahan strategi dari PSI, untuk merasuk lebih jauh mendapatkan Efek Jokowi,” katanya.
PSI memang sejak lama menyatakan tegak lurus kepada Jokowi. Menurut Denny JA, Jokowi yang dimaksud adalah Jokowisme, sebuah tata nilai, platfom, atau ideologi yang dikembangkan Jokowi.
“Kita menafsir Jokowisme itu seperti kedekatan pada rakyat, ekonomi kerakyatan: kartu indonesia sehat, kartu indonesia pintar, dan lain sebagainya. Namun tetap belum ada perubahan dari dukungan publik kepada PSI,” katanya.
“Kini PSI “ngegas” lebih jauh lagi. Jokowi yang ingin dihadirkan di PSI tak lagi Ideologi semata, tapi biologi. Tepatnya anak biologis dari Jokowi: Kaesang Pengarep menjadi Bro Tum nya (Ketua Umum),” katanya lagi.
Menurut Denny JA, apakah PSI akan berhasil dengan melakukan pergeseran sosok Jokowi di PSI dari ideologis kini menjadi ideologis plus biologis, masih dipertanyakan. Para ahli strategi PSI harus melakukan sejumlah eksperimen.
“Mereka akan berebut suara dengan partai lain yang juga mendapatkan limpahan suara dari pendukung Jokowi. Saat ini pendukung Jokowi sudah menyebar ke banyak partai, PDIP, Gerindra, Golkar dan partai lain,” katanya.
“PSI tak berharap mengambil semua pendukung Jokowi. Cukup dapatkan secuplik saja, barang 2-5 persen tambahan, maka lolos lah itu PSI ke parlemen. Apakah strategi ini akan tercapai? Kita saksikan nanti di Februari 2024,” katanya lagi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"