KONTEKS.CO.ID – Presiden Joko Widodo kesal bila ASN hanya sibuk mengurusi surat pertanggungjawaban (SPJ) saja. Harusnya, ASN memiliki tolak ukur yang jelas, terutama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Jokowi meminta ASN harus memiliki orientasi yang jelas. Jangan sampai bekerja hingga tengah malam hanya untuk mengurusi SPJ saja.
“Jangan sampai kerja sampai tengah malam. Saya lihat, pernah saya ke daerah, lihat ini kepala sekolah, guru kerja sampai malam-malam ini urusan apa. SPJ, bukan urusan menyiapkan, merencanakan kegiatan belajar mengajar, tapi usurannya SPJ,” kata Jokowi.
Karena itu, Jokowi telah memerintahkan kepada menteri keuangan, agar segera mengubah sistem. Sehingga orientasi ANS tidak hanya menyiapkan SPJ.
“SPJ itu wajib, iya. Tapi jangan sampai prosedur 43 step, itu belum anaknya. Karena dari pusat 43, begitu sampai provinsi, sampai kabupaten, sampai kota, bisa menjadi 120 an. Beranak pinak. Bener nggak. Siapa yang bilang tidak bener tunjuk jari, saya beri sepeda,” kata Jokowi.
Jokowi berani mengatakan hal ini karena kenyataan yang dia temui adalah seperti itu. Ada sistem yang harus diperbaiki. Berikrasi harusnya mengedepankan urusan yang lebih penting, karena birokrasi adalah mesin yang mengedepankan pertumbuhan ekonomi.
“Harusnya ukurannya seperti itu. Sekda, tidak bisa diangkat kalau tidak bisa menumbuhkan ekonomi di kabupaten enam koma. Bukan ukurannya SPJ. Repot kalau seperti itu, terjebak dalam sistem seperti itu. Ukurannya lagi apa, inflasi. Kepala dinas yang hubungannya dengan inflasi apa, kalau inflasi tidak bisa di bawah tiga, berarti nggak kerja. Tiga kemiskinan,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, hal-hal seperti yang sangat dibutuhkan. Jangan sampai terjebak pada rutinitas harian yang orientasinya hanya SPJ dan prosedur saja.
“Itu Pak Menpan RB harus dirumuskan setelah undang-undang ASN jadi. Jadi kita berubah betul, karena dunia ini berubahnya sangat cepat sekali,” katanya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"