KONTEKS.CO.ID – Ganjar Pranowo mengaku terheran-heran dengan sikap rakyat Indonesia yang lebih memilih berobat ke Singapura.
Hal itu Ganjar Pranowo sampaikan saat berdiskusi dengan Jaringan Indonesia (Jari) bersama beberapa dosen pergurua tinggi di Indonesia.
Capres PDIP itu awalnya menyatakan bahwa dalam satu desa harus ada satu puskesmas atau minimal posko kesehatan harus ada satu dokter. Ini guna menunjang fasilitas kesehatan tersebut.
“Nanti akan ada perkembangan luar biasa pada dunia pendidikan kedokteran. Jangan rumit-rumitlah, wong kita butuh kok. Karena rumit kita tidak pernah percaya pada tenaga kita,” ungkap Ganjar dalam paparannya di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, baru-baru ini.
Ia mengatakan, kerumitan itu membuat rakyat Indonesia tak percaya dengan tenaga kesehatan dalam negeri. “Dampaknya, mereka ke Singapura. Mahal enggak sih berobat ke Singapura?” tanyanya.
Ganjar sendiri mengaku belum pernah menjalani pengobatan ke mancanegara, termasuk negeri jiran Singapura. Untuk keperluan ini, masyarakat rela mengeluarkan biaya lebih untuk berobat ke luar negeri.
“Saya belum pernah. Mahal ya bu? Mahal, tapi semua berangkat ke sana (Singapura),” ucap Ganjar.
Ia menilai kebiasaan warga berobat ke luar negeri seakan membuktikan bahwa masyarakat tidak percaya dengan keahlian dokter di dalam negeri.
“Kita seolah-olah tak percaya pada kemampuan bangsa sendiri. Ini yang wajib kita perhatikan,” pungkasnya.
Sekadar informasi, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan diketahui tengah menjalani proses pemulihan di Singapura.
Setelah mengalami kelelahan, Menko Luhut sempat menjalani pengobatan di rumah sakit di Jakarta. Tim Dokter Kepresidenan juga ikut merawat sang Menko.
Tapi belakangan, Jenderal Kopassus ini memutuskan menerima tawaran dari Pemerintah Singapura untuk menjalani proses pemulihan di sana. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"