KONTEKS.CO.ID – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengeluarkan Peraturan Memberi Agama (PMA) nomor 73 tahun 2022, tentang pencegahan kekerasan seksual di satuan pendidikan pada Kementerian Agama. Peraturan ini mulai berlaku pada 6 Oktober 2022.
Dalam peraturan Menteri Agama ini memasukkan 16 jenis kekerasan seksual. Mulai dari siulan, rayuan hingga unggahan media sosial.
Ke-16 jenis kekerasan seksual tersebut adalah:
1.Menyampaikan ujaran yang mendiskriminasi atau melecehkan tampilan secara fisik
kondisi tubuh atau identitas gender.
2.Menyampaikan ucapan seperti berupa rayuan, lelucon, dan siulan yang bernuansa seksual.
3.Membujuk, menjanjikan, menawarkan sesuatu, mengancam, atau memaksa untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual.
4.Menatap tanpa izin dengan nuansa seksual atau tidak nyaman.
5.Mengintip atau dengan sengaja melihat seseorang yang sedang melakukan kegiatan secara pribadi atau pada ruang yang bersifat pribadi.
6.Memperlihatkan alat kelamin dengan sengaja.
7.Menyentuh, mengusap, meraba, memegang, memeluk, mencium, dan atau menggosokkan bagian tubuhnya pada tubuh seseorang yang disebut korban.
8.Melakukan percobaan pemerkosaan.
9.Melakukan pemerkosaan termasuk penetrasi dengan benda atau bagian tubuh selain alat kelamin.
10.Mempraktikkan budaya yang bernuansa kekerasan seksual.
11.Memaksa atau memperdayai korban untuk melakukan aborsi.
12.Membiarkan terjadinya kekerasan seksual.
13.Memberikan hukuman atau sanksi yang bernuansa seksual.
14.Mengirimkan pesan, lelucon, gambar, foto, audio dan/atau video bernuansa seksual kepada korban meskipun sudah dilarang korban.
15.Mengambil, merekam, mengunggah, mengedarkan foto, rekaman audio, dan/atau visual korban yang bernuansa seksual.
16.Melakukan perbuatan kekerasan seksual lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"